Selasa, 14 Agustus 2012

Bang Toyib Sudah Waktunya Mudik...!


     Gak terasa, Lebaran sudah di depan mata. Semua orang di Indonesia, entah itu yang merayakan atau tidak, disibukan dengan satu aktivittas massal yang disebut “mudik” alias pulang kampung. Konon, kata mudik berasal dari kata “udik” yang artinya desa, jadi mudik bisa diartikan “balik maning nang ndeso,” hehehe...

     Fenomena mudik bukan hanya jadi kepentingan rakyat, tapi juga jadi perhatian para pembesar negara ini. Malahan, mudik jadi tambang emas dan musim panen bagi sejumlah produsen makanan, konveksi, penyedia jasa transportasi, komunikasi, sampai partai politik. Semua sibuk jualan di tengah hiruk pikuk warga yang akan merayakan “hari kemenangan.” Buktinya, coba saja sekarang lihat kotak ajaib (TV) di rumah, iklan-iklan dan tayangan acaranya dijejali embel-embel lebaran dan fenomena mudik. Laporan berita arus mudik pun terpampang banner iklan di belakang/bawah wajah cantik/tampan reporternya. 
 
      Tapi, terlepas dari happening-nya kegiatan mudik ini, satu hal yang perlu diperhatikan bersama adalah keselamatan. Banyak pemudik yang abai dengan ini. Baginya, yang penting pulang kampung, sampai di rumah, bisa ketemu emak-bapak, makan opor-ketupat, pamer motor/mobil/perhiasan baru, sekalian pamer istri baru. Semua itu tak akan terwujud kalau si pemudik tidak selamat sampai tujuan, alias celaka di tengah perjalanan.

     Hal ini bukan isapan jempol karena tren kecelakaan arus mudik-balik lebaran selama ini meningkat. Tahun 2011, Humas POLRI menyatakan terjadi 4.744 kasus kecelakaan atau 30,5 persen naik dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah pemudik yang tewas karena kecelakaan itu mencapai 779 orang. Kecelakan tersering, lebih dari 70 persen, melibatkan pemudik sepeda motor. Hal ini mengingat jumlah pemudik sepeda motor tiap tahun juga terus meningkat, yang tahun ini diperkirakan mencapai 7 juta motor. Maka, tak heran jika Presiden mengimbau agar keselamatan pemudik motor diprioritaskan.

     Dari pengalaman memantau pemudik motor, banyak motif mereka pulang kampung dengan kuda besi roda dua ini. Diantaranya, lebih murah, karena satu motor bisa maksimal dinaiki empat jiwa; bapak, ibu, dan dua anak, plus bagasi yang teng cementel ora karuan (bergelantungan tak karuan) di depan dan belakang motor. Kedua, tak perlu antre tiket dan berdesak-desakan di stasiun atau terminal, dan ketiga, motor bisa dipakai jalan-jalan di kampung. Jadi, pakai motor itu praktis.

     Tapi, mudik dengan motor juga berisiko besar. Apalagi kalau si pengemudi belum berpengalaman touring ke luar kota mengendarai motor lebih dari 5 jam. Ditambah dengan bermacet-macet di jalan, dihujani sengatan matahari, dan rasa kantuk terbuai angin musim kemarau yang berhembus saat motor dilaju kencang. Belum lagi mobil dan bus yang beradu balap, mengejar cepat tiba di kampung si pemudik, membuat motor yang dilewatinya oleng terkena imbas angin kencanga. Alhasil, si pengemudi lengah, silap mata, dan lepas konsentrasi, sehingga musibah pun menghampiri.

     Makanya, bagi sahabat dan teman yang hendak mudik pakai motor sebaiknya tetap waspada, dan melakukan tips berikut:
1.   Siapkan stamina sebelum mudik, lebih baik tidur yang cukup sebelum berangkat. Usahakan berangkat malam, atau subuh, agar tidak letih karena kepanasan saat perjalanan.
2.   Bawa permen atau camilan yang bisa dikunyah jika mata tiba-tiba mengantuk, boleh juga pasang musik/radio dari ponsel sebagai teman perjalanan.
3.   Kalau mata sudah merasa lelah, segera menepi, cari warung/masjid/SPBU/posko mudik, untuk rehat sejenak, 1-3 jam tidur, lumayan untuk mengistirahatkan mata dan punggung yang pegal.
4.   Berhenti sekitar 5-10 menit setelah menyetir tiap 2-3 jam, lalu sedikit peregangan melemaskan otot-otot yang kaku, dan me-recharge stamina.
5.   Jalan beriringan dengan pemudik motor lain, supaya bisa saling mengingatkan dan menolong jika ada masalah di tengah jalan.
6.   Periksa lagi kondisi motor, mulai dari ban, lampu, sampai oli motor, jangan sampai mogok di tengah jalan.
7.   Terakhir, patuhi rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan aturan main dalam touring motor agar tida terjadi kecelakaan yang sebenarnya tidak perlu. (berikut contoh hand code yang dipakai saat touring, sumber Humas POLRI)

     Oke deh, kalau semua sudah siap, dan hari sudah semakin dekat Lebaran, kini waktunya berangkat mudik dengan motor masing-masing (jangan motor colongan yah!!). Ajakan mudik ini juga berlaku buat Bang Toyib yang sudah dinantikan istri dan simpenannya di kampung karena tiga kali puasa tiga kali lebaran dia gak pulang-pulang, hehehe... (hayo yang merasa bang toyib ngaku..)

     Met jalan dan bersenang-senang di kampung prends, au revoir tout le monde...

-yuda thant- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar