Sabtu, 23 Februari 2013

Meniti Khayangan Api

Wuah udah lama gak nge-bolang nih. Dan setelah bingung mau kemana, akhirnya ada tawaran juga buat maen ke Bojonegoro. Hmm..., ada apa ya di Bojonegoro?

***

Selama ini gak pernah denger apa yang menarik di Bojonegoro. Soalnya, Bojonegoro hanya kita kenal sebagai salah satu daerah pertambangan di Jawa Timur, selain Tuban dan Cepu yang masuk kawasan tambang gas dan minyak di pantai utara Jawa. Lalu ada obyek apa yang bisa dijelajahi di Bojonegoro? Ternyata di sana ada "jalan menuju khayangan"

Oke, sebelum sampai di jalan khayangan, kita mulai dulu perjalanan menyusuri Sungai Bengawan Solo.

Berangkat dari Stasiun Turi Surabaya dengan kereta ekonomi (KRD), kami tiba di Stasiun Babat, Lamongan. Babat adalah kecamatan yang terletak di perbatasan antara Bojonegoro dengan Lamongan. Malahan, jarak stasiun dengan jembatan perbatasan Bojonegoro gak sampai 10 menit. "Kok cepat? emang berangkat jam berapa?" tanya Mami Aris, teman kami yang menjadi tuan rumah liburan murah meriah kali ini.

"Naik KRD. Berangkat tadi jam 9.15 dan ternyata perjalanan cuma dua jam kurang. Murah, bayarnya cuma Rp 3.000," jawabku. "Iya, cepat lagi Bu Aris," timpal Arya, teman sekelas yang hari itu jadi temen seperjalanan mbambungpacker.

Dijemput dengan sepeda motor, kami meluncur ke salah satu titik pantau tinggi muka air Sungai bengawan Solo. "Sudah, kita di sini, di warung kakak ku. Kita makan siang. Nanti, jam 12 perahu akan datang menjemput kita," ujar Mami Aris.

Perahu? Kok naik perahu? Oh iya, kampung Mami Aris, yang mantan bidan desa, ini sering kebanjiran akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Minggu lalu, desanya tergenang banjir selama dua hari. Setelah hari ketiga, banjir mulai surut, dan kebetulan, kami datang sewaktu banjir telah susut. Jadi, saat banjir, akses jalan desa menuju kampungnya tidak bisa dilewati kendaraan. Akhirnya, terpaksa menggunakan perahu untuk mencapai kampung yang terletak sekitar 3 km dari jalan besar.

Setelah mencicipi masakan udang goreng dan pepes ikan patin yang dibumbu kluwek, perahu dengan mesim motor tempel itu pun datang. Kami bergegas menaikinya dengan hati-hati, terutama si Arya, yang wajahnya sedikit gusar alias takut. Sepertinya dia baru pertama kali naik kapal di sungai yang besar dan dalam.

Dan ternyata, seru loh menyusuri salah satu ruas Sungai Bengawan Solo yang namanya sangat masyur di kenal banyak orang, bahkan sampai di Jepang. Warna sungai yang coklat pekat, tampak menyimpan sejuta misteri dan cerita. "Biasanya, perahu-perahu ini dipakai warga desa untuk nambang (mengambil) pasir sungai. Pasirnya dibawa ke tempat tadi, terus ada truk yang mengangkutnya di bawa ke kota," jelas Mami.

Setiap tahun pasti ada banjir. Soalnya tidak ada tanggul yang menahan air, bahkan tanah bantaran sungai terus terkikis, sehingga sungai ini makin melebar. Tak heran jika banjir terus menyapa tiap tahunnya. salah satu bannjir yang paling parah tahun 2007 lalu, sampai dua meter tingginya. (wadooowww..., kok dalam banget).

Selain petani, salah satu mata pencaharian warga di kampung ini adalah pencari daun pisang, atau yang mereka sebut "golek ron." Daun-daun pisang itu dijual ke kota Bojonegoro, bahkan ada yang sampai ke Surabaya. Jadi wajarlah kalau di sepanjang bantaran itu terlihat banyak pohon pisang. Padahal, kalau gak salah, seharusnya tanaman keras yang ditanam di sepanjang bantaran agar tanah tidak gampang erosi. Nah, kalo pisang yang ditanam, yah gimana tanah bisa kuat menahan gerusan air sungai yang deras, apalagi saat musim hujan.

Perlahan, perahu berwana hijau daun dengan alas duduk berupa susunan rapi bilah-bilah bambu, ini mendekati bibir sungai yang masih tertutup lumpur. Tidak ada tanggul untuk menepi. Tiga kapal tampak ditambatkan pada pohon pisang yang berjajar di tepian bantaran sungai. "Hati-hati licin," begitu ujar pemilik perahu mengingatkan kami licinnya jalan berlumpur itu.

Mami bercerita, kondisi kampungnya yang berpenghuni sekitar 300 KK itu masih belum sehat. Maklum, saking seringnya tergenang banjir, hampir di tiap rumah memiliki kubangan berisi air, yang disebut "jumblangan." Jumblangan ini sendiri terbentuk karena pemilik ruman meninggikan dasar rumahnya dan membuat "kolam alami" di sekeliling rumahnya agar saat air sungai meluap, rumahnya tidak terendam banjir. Padahal, kondisi semacam itu tidak sehat. Sebab, kubangan-kubangan itu akan menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk ataupun penyakit lainnya. Tapi karena sudah berlangsung lama, dan belum ada solusi dari pemerintah mengatasi banjir yang permanen, yah..., jumblangan pun akan terus ada.

Sore harinya, kami singgah ke rumah kawan yang juga seorang bidan, tapi di lain desa, Mbak Lilik namanya. Suami Mbak Lilik ternyata seorang mantri, sehingga mereka membuka praktik saban sore di rumah mereka. Mbak Lilik memberi pelayanan terkait maternal, neonatal, kelahiran, dan KB, sementara suaminya memberi pelayanan penyakit lainnya. Mbak Lilik maupun Mami Aris mengisahkan perjuangan seorang bidan desa yang penuh suka duka.

Salah satu cerita mami yang aku ingat, sekitar 10 tahun lalu, saat jalan desa masih tanah belum diaspal/dibatako, dia harus mengantar ibu hendak melahirkan dengan ditandu, naik perahu, dan sampai di jalan aspal harus ditandu lagi. Infus pun diganti dengan air minum, supaya si ibu tidak kekurangan cairan. Wuihh.., ternyata seru juga jadi bidan desa, hehehe... Setelah ngobrol sedikit tentang kondisi dan masalah kesehatan di pedesaan Bojonegoro, kami pun menutup hari itu dengan membantu Mami meng-up-load foto-fotonya di FB. (Hehehe..., meski sudah berumur, mami masih narsis juga, wekekeke..)

"Mas bangun, jadi kan jalannya?," tanya Arya sambil mengguncang-guncangkan tubuhku. Saat aku terbangun, rupanya mami sudah masak sarapan dan bersiap berangkat kerja. "Wadooww..., aku bangun kesiangan nih," sambil lihat jam di ponsel yang sudah menunjukkan sekitar pukul 07.00," celotehku.

Setelah sarapan, kami pun bergegas meluncur ke salah satu objek wisata unggulan di Bojonegoro, yakni Api Khayangan. "Lokasinya agak jauh dari sini. Arahnya kalau dari kota (Bojonegoro) itu ke Nganjuk. Nah, nanti kalau sudah sampai kota, tanya polisi ajah biar gak nyasar," jelas mami. Hmm.., dan ternyata gak susah kok menuju ke Api Khayangan, tidak seperti yang dikhawatirkan mami. Maklum, namanya juga ibu-ibu, pasti gampang khawatir.

Dari Babat, kami naik sepeda motor, dengan modal bensin Rp 15.000, sudah bisa pergi-pulang dari lokasi yang kami tuju. Sebelum masuk ke kota, kami melewati daerah Baureno, dengan aroma daun tembakau yang menyengat. Dan ternyata, di sepanjang jalan dari Baureno sampai kota. ternyata, banyak pabrik-pabrik rokok kretek bermerek lokal. Pantas saja. Menurut catatan Bea Cukai, setidaknya ada 46 pabrik rokok di Bojonegoro, 5 pabrik diantaranya perusahaan besar, dan 37 sisanya adalah pabrik skala rumahan/kecil. Bicara soal rokok dari Bojonegoro, salah satu yang terkenal kalo tidak salah bermerek "369." Konon, rokok kretek ini sudah ada sejak 20 tahun lalu, dengan model industri rumahan. Gak cuma dipasarkan lokal, usut punya usut, 369 tobacco ini katanya sampai ke luar negeri lho. Mantab (angkat jempol).

Setelah sampai di pusat kota, menyusuri jalan utamanya, sampailah di pertigaan. Ambil saja yang ke kiri, arah ke Nganjuk. Dari sana sekitar 15 km, bakal ketemu dengan Pasar Dander, dan di sebelah pasar akan ada gapura selamat datang di obyek wisata Khayangan Api. Dari pasar, yah.., sekitar 5 km lagi lah nyampe ke lokasi, dengan melewati deretan pohon jati di kawasan hutan lindung. Meski sedikit sepi, karena kebetulan kami datang pas hari kerja, jangan takut yah, karena ada pos polisi hutan atau dinas kehutanan kok di jalan menuju Khayangan Api.

"Taaaarraaaaa....." inilah Khayangan Api, yang terletak di Desa Sendang Harjo, Kecamatan Ngasem. Ohya, masuknya gak mahal kok, cuma Rp 3.000 per orang, dan untuk sepeda motor dikenai tarif Rp 2.000. Dari sisi luar, terlihat semacam empat candi kecil yang mengelilingi tumpukan batu-batu berwarna bata yang dipagari besi. Nah, itulah api abadi dari Khayangan Api. Memang tidak terlihat jelas kobaran apinya, karena ini siang hari, tapi kalau sore atau malam pasti lebih tampak jilatan-jilatan api berwarna merah. Tapi yang jelas, hawa panas dan bau belerang kental sekali terasa di sekitar pagar besi api abadi itu.

Konon, menurut legenda, Khayangan Api atau api jalan menuju khayangan adalah petilasan tempat Mpu Supagati a.k.a Ki Kriya Kusuma, seorang empu pembuat keris dari Zaman Majapahit. Di tempat itulah, Mpu Supagati bersemedi dan menempa keris-keris mahasakti yang dibuatnya. Bata-bata dari bekas reruntuhan padepokan Mpu Supagati juga masih ada, meski sudah tak berwujud bangunana. Menurut Pak Juli, juru kunci Khayangan Api, api abadi itu digunakan untuk menempa keris yang dibuat oleh Mpu Supaganti. Selain apinya stabil, api dari bara belerang itu ternyata baik dalam proses pembuatan keris.

Setelah ditempa dan dibentuk di api abadi, keris yang masih panah dicelupkan ke dalam sumur yang disebut "air blukutug" atau yang dulu disebut "palonan." "Disebut air blukutug itu biar gampang saja, karena ada gelembung-gelembung udara yang muncul dari dalam sumur mengandung gas belerang," jelas Juli. Uniknya, meski terkesan panas karena munculnya gelembung gas belerang, ternyata suhu air di sumur itu sangat dingin. Kalau tidak percaya, coba celupkan sendiri tangan kalian ke dalamnya. (nb: yang dicelup tangan ajah yah, jangan kaki, tidak sopan atau pamali).

Meski tidak terlihat, di kawasan khayangan api, termasuk air blukutug banyak sosok halus yang tak kentara tapi bisa terasa. "Ada penunggunya. Wujudnya macam-macam. Ada yang seperti bidadari, atau ada yang sosoknya seperti empu. Kadang, ada penampakan yang seperti keris," ujar Pak Juli, sambil menunjukkan foto-foto penampakan di sekitar khayangan api dari ponselnya. (Wadooowww..., kok serem yah, hahahaha...)

Dekat sumur yang berdiameter sekitar 1,5 meter dan dalamnya 2 meter, itu ada satu pohon dua akar yang membentuk gerbang. Menurut Pak Juli, dulu jalan masuk menuju ke padepokan Ki Kriya adalah lewat gerbang itu, yang disebut gerbang nogosari. Jalan setapak dari gerbang itu menghubungkan Desa Sendang Harjo dengan khayangan api. Hanya penduduk desa yang memakai jalan itu, sedangkan orang umum atau pengunjung biasanya lewat jalan yang sudah beraspal.

Di warungnya yang terletak di bawah pohon jati berusia ratusan tahun, Pak Juli berkisah lebih banyak lagi tentang hal-hal mistis di luar logika yang terjadi di sekitaran khayangan api. Tak ayal, saban hari-hari tertentu banyak orang bertirakat di sekitar petilasan yang sudah berusia lebih dari 600 tahun ini. Banyak juga yang minta air dari sumur air blukutug, yang dipakai untuk menyembuhkan berbagai penyakit. (Boleh percaya boleh enggak sih). 

Pastinya, di Khayangan Api, saban bulan Oktober tanggal 19, dilakukan acara pengambilan api abadi oleh pemerintah kabupaten sebagai simbol-simbol perayaan hari jadi kabupaten. Tempat ini juga ramai saat ritual sedekah bumi, yakni menjelang masa panen, yang dimeriahkan dengan kesenian tayuban atau waranggono. Ada keyakinan, bagi calon pejabat yang hatinya tidak bersih, jangan harap bisa "selamat" jika melewati khayangan api. Dulu, juga pernah dilakukan upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X, selain itu apu dari Khayangan Api juga diabil untuk menyalakan obor PON tahun 2000. 

Fenomena api abadi di Bojonegoro ini sekilas tak jauh beda dengan apai abadi Tak Kunjung Padam di Pamekasan Madura. Namun, Khayangan Api punya latar sejarah yang melekat erat, terutama dengan sejarah Majapahit. Bojonegoro yang berkali-kali pindah kekuasaan, dari di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, lalu Demak, Pajang, hingga Mataram. Biarpun secara logika fenomena api abadi ini uncul akibat semburan gas yang merembes dari celah tanah dan bebatuan, kisah sejarah dan legenda di balik Khayangan Api membuat obyek wisata ini pantas disinggahi jika kita ada di Bojonegoro. 

Weiitt.., sudah jam 11. Sudah waktunya pulang karena kereta KRD menuju ke Surabaya tiba di Stasiun Babat jam 13.25. Dan perjalanan dari Khayangan Api ke Babat sekitar 1 jam 45 menit dengan kecepatan laju motor sekitar 60 km/jam. Maklum yang jadi driver si Arya, yang nyetirnya pelan-pelan banget. "Ayo Ya kita balik, ntar ketinggalan kereta lho," ajakku. Dan kami pun ngacir dari khayangan... wusshh..wusshh.. (*serasa jadi bidadara yang kabur dari khayangan, hehehe) 



-yuda thant- 

Senin, 18 Februari 2013

Erie, Ibu Hamil juga Butuh Yodium Lho

"Kapan perkiraan lahirnya Er?" aku bertanya kepada Erie, istri sahabatku. "Perkiraannya akhir Maret," jawabnya. "Lalu sudah ada nama buat si calon baby belum?" tanya ku lagi. "Hehe.., belum. Tapi, sudah ada sih," timpalnya dengan sedikit ragu. 

Obrolan ringan itu meluncur saat kami bertemu dalam pesta pernikahan salah satu sahabat kami, Sabtu (16/2/13) malam lalu. Dengan busana warna pink-nya, Erie terlihat seperti seorang ibu yang dengan sabar menanti kehadiran buah hatinya ke dunia. "Baby Luth @ 33 weeks" begitu tulisnya pada status wazap. Ohya, Luth adalah nama suaminya, teman satu genk dulu jaman SMA. 

Ada yang pernah bilang kepadaku, seorang ibu hamil akan terlihat lebih cantik dari biasanya. Benar gak sih? Tapi yang jelas, menurutku, ibu hamil adalah seorang pejuang yang sedang mempertaruhkan nyawa dia dalam sebuah garis kehidupan. Mengapa? karena risiko kematian yang ada dihadapannya sangatlah besar. Salah satunya adalah kematian akibat pendarahan yang dipicu oleh anemia atau keguguran akibat kekurangan zat yodium. 

Ngomongin soal zat yodium, yang biasa kita peroleh dari garam, memang sepele. Tapi jika kekurang zat gizi ini, bisa berakibat buruk bagi ibu yang sedang hamil atupun menyusui. Efeknya bukan saja kepada si ibu, tapi juga kepada si jabang bayi yang dikandungnya. Selain penyakit gondok, kekurangan yodium pada ibu hamil akan memunculkan risiko keguguran hingga tumbuhnya sel kanker. Sementara janin yang dikandungnya bisa lahir mati, keterbelakangan mental, dan gangguan psikomotor. 

Akibat si ibu kekurangan asupan yodium, dampaknya pada janin yang terparah adalah kematian pada bayi atau cacat bawaan karena pertumbuhan janin dipengaruhi jumlah/kadar yodium dalam tubuh ibu. Kekurangan yodium sangat memengaruhi tumbuh dan kembang anak selanjutnya, terutama otak janin, tak jarang bayi lahir dengan berat badan rendah atau BBLR. 

Semua gangguan kesehatan atau penyakit yang disebutkan di atas termasuk GAKY, gangguan akibat kekurangan yodium. Boleh dibilang, GAKY adalah masalah serius di Indonesia, karena hal ini terkait dengan kualitas sumber daya manusia Indoneisa masa depan. Sebab, dampak GAKY adalah munculnya keterbelakangan mental dan menurunnya kecerdasan anak. Jika dibiarkan, besar kemungkinan kualitas manusia Indonesia akan jauh tertinggal dengan negara-negara tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah rawan GAKY kehilangan IQ sebesar 13,5 poin lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang cukup pasokan yodium.

Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995, satu dari tiga ibu hamil berisiko kekurangan yodium. Angka itu terkoneksi dengan realita kematian ibu dan bayi di Indonesia. Sampai tahun 2010, angka kematian ibu masih 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan kematian bayi masih 25 per 1.000 bayi lahir hidup. Angkanya jauh di atas pencapaian negara tetangga, seperti di Malaysia, AKI hanya 29 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB hanya 6 per 1.000 bayi lahir hidup. Demikian pula di Thailand dengan pencapaian AKI 48 per 100.000 lahir hidup dan AKB 11 per 1.000 bayi lahir hidup.  

Kebutuhan yodium tiap manusia berbeda-beda, bergantung usia, tempat tinggal (domisili), dan siklus hidup manusia yang bersangkutan. Menurut Hetzel (1989), kebutuhan normal yodium intake harian orang dewasa adalah sekitar 100-150 mikrogram. Di Indonesia, untuk bayi (0-12 bulan) kecukupan yodium yang dianjurkan 50 mikrogram/hari, anak-anak (2-6 tahun) kebutuhannya 90 mikrogram/hari, sedangkan anak usia sekolah (7-12 tahun) dianjurkan 120 mikrogram/hari. Adapun orang dewasa normal, (di atas 12 tahun) kebutuhannya 150 mikrogram/hari. 

Sementara bagi ibu hamil dan ibu menyusui, masing-masing harus tercukupi asupan yodium sebanyak 175 mikrogram/hari dan 200 mikrogram/hari. Orang yang mengonsumsi kurang dari 50 mikrogram/hari berarti berisiko untuk berkembang menjadi goiter (pembesaran kelenjar tiroid). Tambahan yodium pada ibu hamil sebagian dipakai untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagian lagi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, khususnya perkembangan otak janin. 

Ternyata, asupan garam, terutama yang bertodium, itu penting bagi ibu hamil. Mulai dari trimester pertama sampai yang ketiga. Seringnya, ibu-ibu takut makan garam saat hamil, karena khawatir garam bisa memicu darah tinggi atau pre-eklamsia. Sebenarnya gak ada yang perlu ditakutkan atau diresahkan asal saat mengonsumsi garam maupun zat gizi lainnya dilakukan dengan seimbang dan tidak berlebihan alias lebay. 

Jadi rie, garam itu penting juga lho buat kamu maupun buat baby kamu. Terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan otak juga psikomotor si baby. Nah, kalo gak punya riwayat darah tinggi, jangan khawatir deh mengonsumsi garam. Tapi ingat lho, yang beryodium. Karena zat yodium yang kamu butuhin. 
 
-yuda thant-

Minggu, 10 Februari 2013

Kreatif Tak Harus Mahal

Sudah banyak contoh jika limbah dapat didaurulang. Asalkan ada kreativitas, yang namanya sampah bisa jadi barang seni dan malah bisa dipakai lagi. Jadi, siapa bilang kalau mau kreatif itu harus dengan bahan baku yang mahal. 

Terbukti, hanya dengan setumpuk kertas hand-out materi kuliah, tiga majalah bekas, kertas bekas pembatas map, lem, gunting, pelubang kertas, dan juga ide, jadilah "my first troops puppet paper bag." 

Voila... 

Ini dia pasukan "wayang kantong kertas" yang baru aja aku bikin selama 2 hari, hahaha..... Kok lama sih? Iya lah, namanya juga pake otak bikinnya, bukan beli di toko langsung tempel. 

Ane baru berhasil bikin 12 wayang. Mungkin ntar kalau sudah ada ide lagi karakter apa yang mau dibikin, baru deh berjibaku lagi. 

Dari 12 wayang itu, yang paling gua suka si macan dengan rambut jambulnya, namanya liong. Terus ada juga karakter sapi, yang berdiri pas di belakang liong, namanya cowi yang pake rambut poni. 

Kalo gitu, sekalian aku kenalin semua aja deh. Ada kucing di sebelah si liong, namanya katy. Turus kuda yang warna kuning di tengah itu namanya jeren, dan di sebelah kirinya vino si burung phonix. Di belakang jaren ada dombu si kambing dan laby si kura-kura hijau. 

Di belakang laby ada gogi si anjing biru dan beby si babi warna pink. Lalu di deretan paling belakang sendiri, dari kiri ke kanan, ada cika si ayam, fogo si kodok hijau, dan elly si gajah. 



 


Selain jadi wayang, mereka juga bisa jadi pembatas buku, atau hiasan rak buku kok. Mau coba bikin, ayo..., gampang kok. Lebih seru lagi kalo bikin-nya ngajak anak atau ponakan kita, atau ngajak murid-murid di kelas. Selamat mencoba. 













-yuda thant- 

Kamis, 07 Februari 2013

Without You

Suatu malam yang larut, aku tertegun mengisi malam yang senyap. Terdengar sayup lantunan nyanyian dari arah ponsel yang sejak tadi berdendang dengan bisikan. Lagu milik penyanyi bule yang membuatku melamun. Melamun lebih dalam. Lebih dalam lagi. Lagi, dan lagi. Dan akhirnya pun tertidur pulas. Zzzz.. Grrookk... 






       "Without You"


I can't win, I can't reign. I will never win this game
Without you, without you. I am lost, I am vain,
I will never be the same. Without you, without you


I won't run, I won't fly. I will never make it by
Without you, without you. I can't rest, I can't fight
All I need is you and I, Without you, without you

Can't erase, so I'll take blame. But I can't accept that we're estranged
Without you, without you. I can't quit now, this can't be right
I can't take one more sleepless night. Without you, without you

I won't soar, I won't climb. If you're not here, I'm paralyzed
Without you, without you. I can't look, I'm so blind
I lost my heart, I lost my mind. Without you, without you

I am lost, I am vain, I will never be the same
Without you, without you. Without...you

*** 


Aslinya lagu ini dinyanyikan sama Usher dengan aransemen musik ala-ala disko-nya David Guetta. Tapi yg ini versi cover by Boyce Evenue Acoustic) dan aku lebih suka yang versi ini, karena lebih menyentuh, hehehe... this song specially for you (?)

-yuda thant-


Let's Giving

   Awalnya Cami Walker kecewa saat hanya menemukan 3 lembar uang 1 dollar di dalam dompetnya. padahal dia berharap ada selemba 5 dolar atau 10 dolar untuk disumbangkannya pada acara pertemuan perkumpulan perempuan pecandu. Tapi kemudian dia sadar. Uang sumbangannya itu sebenarnya sudah cukup untuk membeli se-pak minuman coklat panas yang dijadikan konsumsi pertemuan ini selanjutnya. Karena inti pertemuan ini bukanlah besarnya sumbangan, tapi saling menguatkan diri darn membesarkan hati para mantan pecandu untuk bangkit dan hidup lebih baik. Hari itu, Cami sudah memberi sesuatu untuk membuat orang lain lebih bahagia dan lebih baik. 

***
   Cerita singkat itu aku ringkas dari 29 hari siklus pertama ritual memberi Cami Walker, yang tertulis dalam bukunya, "29 Gifts - Keajaiban Memberi." Menurutku, buku ini sangat apik dan inspiratif. Buku setebal 313 halaman itu berisi perjalanan Cami menemukan lagi semangat hidupnya yang pudar akibat penyakit multiple sklerosis yang sempat membuat dia seperti mayat hidup. Siksaan yang menyakitkan akibat penyakit yang menyerang sistem saraf pusat, yakni otak, tulang belakang, dan penglihatan, membuat Cami putus asa. Segala pengobatan, termasuk perawatan alternatif seperti pijat, akupuntur, dan terapi lainnya, sudah dijalani.
 
   Namun, hanya pada metode "29 pemberian (gifts)" inilah Cami merengkuh kembali jiwanya yang sempat melayang. Dia merasa bangkit dari kuburnya di dalam apartemen. Dia menapaki hidupnya yang lama, meski tak secepat dulu. Bahkan setelah setahun, atau setelah melewati 13 siklus 29 pemberian, konsultan periklanan ini merasa penderitaan karena sakitnya telah berkurang. Walau penyakit itu masih bercokol di tubuhnya, kesehatannya malah jauh lebih prima setelah semakin sering dia memberi. 

   Konsep 29 gifts adalah konsep sederhana yang mengajarkan manusia bahwa kehidupan ini penuh dengan proses memberi dan menerima. Dalam keterbatasan pun kita masih dapat memberi. Menerima sesuatu, berarti kita telah memberikan sesuatu pada diri kita bahkan orang lain. Dalam ajaran tiap agama atau kepercayaan pun, konsep ini sudah ada. Seperti konsep karma-phala dalam ajaran Hindu ataupun Budha. Atapun dalam ajaran Islam, yang mengajak umatnya untuk tangan kanan memberi tapi jangan sampai tangan kiri melihatnya.
 
   Semakin banyak memberi, semakin banyak pula kita menerima. Dan tentu saja, yang kita berikan adalah kebaikan, keuntungan, kemanfaatan, dan kebahagian kepada orang lain. Pemberian yang kita berikan tidak diukur dari seberapa besar nilainya, bentuknya, bagusnya, mahalnya, atau mereknya. Biarpun murah, tidak berlabel, tidak bernilai rupiah, tidak baru, tidak berwujud, karena berupa waktu dan tindakan, dan hanya kita kumpulkan dari alam, pemberian itu tetaplah sebuah pemberian. Dia bermakna bagi yang menerimanya. 

   Berat. Diawal ritual 29 gifts ini pasti akan terasa berat. Cami mengatakan, saat memberi si pemberi harus sadar dan tanpa rasa pamrih apa pun. Maksudnya, sadar bahwa memberikan sesuatu kepada orang lain, dan tidak mengharapkan imbalan apa pun dari si penerima. Dan, saat memberi jauhkan perasaan bahwa kegiatan ini adalah kewajiban atau keharuskan. Sebaliknya, tumbuhkan bahwa dengan memberi kita sedang melayani diri sendri melalui orang lain. 

   Mbali Creazzo, adalah perempuan Afrika yang menginspirasi Cami Walker menyebarluaskan gerakan 29 gifts. Mbali adalah perempuan penyembuh, atau boleh dibilang semacam guru spiritual. Mbali menularkan konsep ini dengan keyakinan bahwa memberi membuat kita lebih mensyukuri karunia yang telah kita dapatkan. Hidup menjadi lebih terbuka, sikap rendah hati membesar, dan proses menuju manusia sejati, yang menghargai setiap nilai kehidupan, akan terbuka. 

   Dalam buku ini, juga ditulis beberapa rekan dan kenalan Cami yang telah/mulai melakukan tantangan 29 hari memberi. Salah satunya adalah Daryn Kagan, mantan reporter CNN. (aku suka banget dengan cerita yang ditulisnya, berjudul "inspirasi dalam memberi"). Daryn sempat bingung saat tahu dirinya dipecat setelah 12 tahun bekerja sebagai reporter. Tapi dengan melakoni tantangan memberi, dia menemukan kebahagiaan dan banyak inspirasi. Menurutnya, hal yang paling mudah diberikan adalah uang, dan yang tersulit adalah bagian dari diri kita sendiri (terkait dengan emosional/perasaan). "Bila kita fokus pada orang lain, lebih banyak lagi pemberian tak terbayangkan yang akan datang," begitu ujar Daryn. 

   Cami dan Mbali mengajak kita mulai mempraktikkan tantangan 29 hari memberi agar kita mendapatkan keajaiban-keajaiban yang tanpa kita sadari akan datang dengan sendirinya. Untuk lebih asiknya dan jelasnya, kita bisa membuka dan klik di situs http://www.29gifts.org/  Di situs ini banyak cerita dan kisah inspiratif yang akan menyemangati hidup kita, di saat hidup terasa berat. Tak ada salahnya memberi, malah di saat kita sedang membutuhkan dan menderita sekalipun. Karena memberi tak mengenal batasan. So, let's give our gifts to others cakbro'... 

-yuda thant-

Rabu, 06 Februari 2013

Drop Shoot


Handuk sudah nangkring di pundak. Sudah 30 menit mungkin. Kadang berganti tempat. Di pundak kiri, lalu kanan, atau melingkar di kedua pundak, juga kadang di atas kepala. Sudah bosan mungkin handuk yang warnanya sudah pudar ini menunggu untuk digunakan. Digunakan mengelap tiap tetes air yang akan membanjiri tubuhku selepas mandi. Tapi tunggu dulu. Aku masih asyik di depan laptopku, lagi masyuk menulis. Jadi jangan suruh aku mandi. Nanti dulu. 

Kali ini bukan mau ngomongin soal badminton atau olah raga yang "menggampar" bulu-bulu angsa, meski judul yang aku pasang itu drop shoot. Aku cuma mau mengambil kata drop doang dari frase itu. Yah, drop, alias terjatuh. Tapi sumpah! kali ini juga bukan soal tulisan cinta-cinta-an kok. Sudah bosan nulisnya, dan sudah ada yang request kalau sekali-sekali nulis tema yang bukan love story or something about it, hehehe... :p

Drop yang aku maksud itu soal kesehatan. Pengalaman ini baru saja terjadi seminggu lalu, tepatnya di hari-hari terahir ujian akhir semester (UAS). Pada dua ujian terakhir, badan mulai meriang. Materi ujian menumpuk, tugas-tugas tambahan maupun pengganti ujian masih ada 3 yang belum dikerjain. Semua tugas death line-nya berdekatan, dalam satu minggu. Otak yang satu mikirin ujian, salah satunya ujian statistik, otak yang satu lagi mikirin tugas. Semua harus perfect dan kalau bisa hasilnya sempurna. (Meski aku tahu, sempurna itu milik-nya bunda Dorce ama Andra and the Backbone, oh ya, Gita Gutawa juga ikutan).
Selama jadi pegawai, belum pernah sakit akibat stress, nah pas jadi mahasiswa lagi baru ngerasain sakit gara-gara stress. Lha kok bisa? Gak tahu lah, namanya mungkin nervous, bersaing dengan teman-teman sekelas, ngapalin materi, juga cari bahan buat paper/makalah. Maka, terjadilah. Penyakit yang tersimpan rapi itu muncul. Malaria-ku kumat. 

Setahun lalu aku terpapar Malaria, di Papua. Konon, nyamuk malaria yang menggigit atau plasmodium malaria yang terjangkit di tubuh adalah tertiana. Malaria jenis ini membuat tubuh kehilangan energi dan panas dingin, sehingga tubuh malas beraktivitas. Untungnya (masih tertanam budaya orang Jawa, yang selalu bilang "untungnya") bukan tipe yang lain yang menyerang ke otak. Penyakit ini bereaksi pada jam-jam tertentu. 

Saat pagi, badan terasa fit, tapi menjelang siang sampai malam, tubuh ini menggigil. Badan terasa kedinginan, tapi suhu badan meninggi. Kepala pusingnya minta ampun. Dipakai berpikir sedikit langsung "teeenggg..." Terpaksa, dua tablet klorokuin yang pahit jadi harapan terakhir, karena obat sakit kepala dan suplemen vitamin C sudah gak mempan. Oh ya, klorokuin itu sejenis obat malaria yang dijual bebas di apotik. Dan hasilnya manjur. Sehari setelah minum klorikuin, badan mulai enak-an, sudah mulai bisa buat mikir ngerjain tugas. Batas kumpulin tugas tinggal 3 hari lagi, dan masih dua yang belum disentuh sama sekali. Ampun deh, lagi-lagi SKS. 

Nukilan ceritaku sih sebenernya bisa terjadi sama siapa saja, dalam kondisi yang berbeda dan tekanan yang berbeda pula. Dan mungkin saja malah lebih parah. Stress memang biang kerok. Dia itu pemicu segala penyakit yang sudah bersarang di tubuh kita. Semakin kita strees atau malah depresi, semakin cepat penyakit itu terbangun dari kuburnya. Tapi, semakin kita terampil mengelola dan mengendalikan stress dan segala tekanan (hidup, pekerjaan, atau kuliahan), makin kecil kemungkinan "momok" itu nongol. 

Lalu gimana supaya gak stress cak-bro? (berhubung ane tinggal di Surabaya, jadi pake Cak Bro, karena Cak = Mas)

Gampang-gampang susah sih ngurus stress itu. Semuanya harus dimulai dari hati (ceileeeehhh.., pakai hati juga nih ujung-ujungnya). 

1. Sewaktu stress tiba-tiba menyerang, jangan panik terus loncat dari loteng. Tenangkan diri, lalu ambil napas panjang. Atur napas dengan tempo yang lebih lambat, mulai dari tarik napas, tahan, dan buang napas, semuanya dalam tempo yang slow-down. Malah kalau sempat, luangkan meditasi singkat sekitar 10-15 menit, untuk meredakan otot-otot yang menegang gara-gara stress. 

2. Kalau masih panik, coba cari bahan hiburan yang paling pas dan paling bisa buat kamu bahagia. Misal, dengenrin girls band atau boy band idola mu (hehehe..., itu kalo suka boy-girls-band lho), atau dengerin lagu-lagu rohani, atau malah dengerin lagu jazz atau dangdutan (kan sempet ngetrend tuh lagu nya Ayu Ting-Ting). Bisa juga nonton film, lihat foto-foto moment bahagia sama pacar, temen sekelas, sohib jaman SMA, atau sama ortu. Yang jelas, cari hiburan buat pengalihan. 

3. Terkait sama kerjaan dan tugas, ini butuh re-organizing. Maksud ane, lu cek lagi, jangan-jangan selama ini lu orangnya gak teratur dan berantakan, atau malah menggampangkan sesuatu, sehingga semua kerjaan ditumpuk di belakang. Jadinya kebingungan pas lagi dikejar tayang atau ditagih ama bos mana hasil kerjaannya. Makanya, ente-ente sekalian kudu bikin daftar "what to-do". Bisa aja dengan menempel post-it (kertas kuning kecil-kecil) di papan partisi kantor/ruang kerja, atau di tembok kamar.

4. Jeda alias break. Kadang-kadang, kalau lagi seneng-senengnya kerja atau adrenalin lagi memuncak, kita lupa sama yang namanya istirahat. Perlu diingat, tubuh kita ini bukan robot alias mesin. Mesin jahit ajah butuh berhenti sebentar sebelum dipake lagi, apalagi tubuh kita. Jadi, jangan segan-segan untuk istirahat sejenak, entah 20-30 menit buat nongkrong di WC, ngerumpi di balkon, atau lihat film-film di YouTube. Pokoknya, break for a minutes lah.
  
5. Katanya, banyak-banyak minum air putih biar bisa ngurangin stress. Ingat, yang diminum air putih atau air menirel, bukan air aki (meski bisa tambah tenaga) atau air kobokan (yang penuh zat-zat sisa), hehehe... Susu juga boleh kok, baik yang rasa coklat atau rasa apa ajah, karena susu itu mengandung protein yang bisa meningkatkan hormon peredam ketegangan. 

6. Tidur dan olahraga yang teratur dan cukup, terbukti ampuh untuk mengurangi stress. Sudah pada tahu kan kalau tidur yang dianjurkan itu 8 jam sehari, atau paling gak jangan kurang dari 5 jam lah. Apa lagi kalau sampai begadang saban hari, bakalan stress-nya numpuk deh. Dan yang penting (meski aku juga rada jarang melakukannya) adalah olah raga. Biarpun sekedar jalan kaki atau naik sepeda udah bisa disebut olah raga kok. Tapi biar afdal, olah raga beregu, seperti futsal, badminton, voli atau basket, itu lebih bagus lagi. 

7. Jadilah orang yang realistis. Nah, kalau yang ini nih agak susah cak-bro. Aku juga kesusahan kalau berurusan dengan yang satu ini, soalnya aku kan "pria pemimpi" hahahaha... Kadang, kita terlalu tinggi memasang target dengan dalih, setiap orang berhak bermimpi! Tapi, kadang realita gak seindah impian. Nah, pas kita sadar, kita gak kuat untuk menghadapinya. So, jangan mimpi terlalu tinggi cing..!!!! 

Weleh-weleh, udah sejam lebih aku nulis. Handuk sudah entah kemana. Batere laptop juga sudah mau drop. Ini gejala kalau aku harus menyudahi dan segera mandi. Well, semoga yang aku obrolin malam ini ada manfaat-nya buat kita semua. And, jangan sampai (amit-amit) aku kena serangan stress lagi. Yowis, aku mandi dulu, semoga handuk ini tidak basah oleh keringat karena menggantung sejam lebih di pundakku yang dekil, hehehehe...

-yuda thant- 

Selasa, 05 Februari 2013

Impoten?? Never Ever Try It At Home ...!!!


Awal tahun 2013, berita mengejutkan datang dari Los Angeles, Amerika Serikat. Hugh Hefner (86) menikahi gadis belia berusia 26 tahun Crystal Harris, pada malam pergantian tahun 2012-2013. Bagi Hefner, pendiri dan pemilik Majalah Playboy, ini adalah pernikahannya yang ketiga, sedangkan bagi Harris, ini adalah pernikahannya yang pertama. Dari pengakuan Harris, dia merasa bahagia meski pernikahan tersebut sempat tertunda selama 1,5 tahun karena mereka putus tunangan pada Juni 2011 lalu.
Banyak anggapan di masyarakat bahwa memasuki usia 50 tahun, laki-laki akan mengalami tahapan impotensi sekunder atau bahkan disfungsi seksual. Mereka tidak lagi memeiliki hasrat berhubungan seksual. Ketakutan yang bersumber dari kesalahan informasi dan mitos menyesatkan ini malah membuat laki-laki terbebani dan takut melakukan persetubuhan (senggama) dengan istrinya. Akhirnya menimbulkan kerugian karena memunculkan impotensi (imptensi sekunder, yakni hilangnya potensi seksual dari kondisi yang sebelumnya normal).
Akan tetapi anggapan itu bisa dibantah oleh peneliti dari University of Western Australia, Zoe Hyde, yang mengatakan bahwa 1 dari 5 laki-laki masih menganggap seks itu penting.  Sebab selama ini lanjut usia disebut tidak memiliki minat seksual. Bahkan, dalam penelitian di Australia menyebutkan, 49 persen laki-laki usia 75-95 tahun menganggap seks masih penting dalam kehidupannya.
Sementara itu, penelitian tahun 2007, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, melaporkan lebih dari 50 persen laki-laki Amerika berusia 65-74 yang disurvei, masih melakukan aktivitas sesksual. Begitu pula 26 persen dari laki-laki yang berusia 74-85 tahun. Penelitian ini terkait berkurangnya aktivitas seksual pada laki-laki yang lebih tua, karena kurangnya gairah seksual pasangan, keterbatasan fisik, penyakit yang diderita, hingga gangguan akibat penggunaan obat-obatan. 


Depresi dan vitalitas
Teori menyebutkan jika usia menua, hormon testosteron pada pria berkurang, yang mengakibatkan libido menurun, dan berdampak pada kesehatan. Namun, menurut penelitian Universitas of Sydney Australia, terungkap bahwa hormon testosteron tidak akan berkurang, kecuali kondisi kesehatan menurun.
Penyebab impotensi itu kompleks, dan tidak bisa disama-ratakan pada setiap individu. Gangguan kesehatan, ejakulasi dini, hingga perasaan cemas dan malu, bisa saja menjadi penyebabnya. Lelaki yang mengalami impotensi tidak selalu sama penyebab dan pemicu penyakitnya, sehingga tindakan solusi yang perlu dilakukan pun berbeda-beda. Dua penyebab besarnya adalah faktor psikologi dan fisik/organis.
Dulu, faktor psikis dianggap faktor dominan penyebab impotensi, namun fakta baru menunjukkan faktor psikis hanya memengaruhi sekitar 20-30 persen. Sisanya, penyebab impotensi adalah akibat gangguan rangsangan syaraf dan gagalnya aliran darah ke daerah penis sehingga sulit melakukan ereksi atau gagal mempertahankan ereksi. 
Gangguan psikologis yang menyebabkan impotensi dikarenakan oleh gangguan kejiwaan, pengaruh luar/lingkungan, sehingga tanggapan seseorang menjadi negatif. Misalnya, pengaruh perilaku istri, perilaku mertua, rasa berdosa terhadap istri karena selingkuh, lebih menikmati masturbasi, dan tekanan stress akibat target pekerjaan yang harus dicapai. Sementara gangguan oraganik disebabkan ada kelainan organik, misalnya gangguan pada sistem reproduksi, peredaran darah, sistem hormon, penyakit infeksi, metabolisme sel, pengaruh berbagai obat, dan kelainan genetik.
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan fungsi seksual dari sisi psikis diantara lain adalah, faktor perkembangan, misalnya dominasi orang tua, konflik orang tua-anak, trauma masa kecil, dan pengalaman senggama pertama kali. Kemudian faktor efektif, yakni kecemasan, rasa bersalah, dan takut membuat hamil. Stress hingga depresi yang berlebih adalah pemicu impotensi.
Selain itu, faktor interpersonal, seperti komunikasi tidak baik, kejenuhan, dan hilangnya daya tark fisik, juga faktor kognitif, seperti informasi dan mitos yang salah yang selama ini diyakini oleh masyarakat, khususnya laki-laki. Ada juga faktor lainnya, misalnya ejakulasi dini, yang jika berlanjut dan tidak diatasai bisa mengarap pada rasa tidak percaya diri dan berakhir pada impotensi.
Sementara itu, faktor-faktor fisik yang dapat mengakibatkan impotensi adalah gangguan anatomik, gangguan jantung dan sistem pernapasan, gangguan hormon, serta gangguan syaraf juga gangguan pembuluh darah dan gangguan darah. Pengaruh obat-obatan yang berlebihan, seperti obat darah tinggi dan obat penenang, hingga konsumsi alkohol dan dampak operasi prostat, juga memengaruhi seorang laki-laki lanjut usia mengalami impoten. Banyak kasus dijumpai impotensi pada lansia adalah karena pengaruh obat-obatan yang dikonsumsinya.
Adanya gangguan penyakit juga bisa mengakibatkan impotensi, sperti penyakit diabetes, kolesterol tinggi, multiple sklerosis, peyakit tulang belakan bagian bawah, juga gangguan pembuluh darah akibat merokok dan menurunnya kadar hormon androgen. Penelitian di University of Sydney Australia menyatakan bahwa berkurangnya kadar testosteron lebih karena obesitas, sebab tumpukan lemak di tubuh menghasilkan enzim aromatase yang mengganggu produksi lemak, juga adanya penyakit jantung.
Banyak laki-laki menderita impotensi sekunder karena ketidaktahuannya. Selain faktor usia, adanya beberapa penyakit dan penggunaan obat-obatan juga mengurangi kemampuan seksualitas pada laki-laki. Rasa takut berpenampilan demikian membuat golongan pria tertentu tidak berani mendekati istrinya untuk bersenggama dan akhirnya menjadi benar-benar impoten.
Perlu dipahami bahwa lansia butuh waktu lebih lama dan rangsangan lebih kuat untuk bisa terangsang dan mengalami ereksi. Menghilangnya potensi seksual, dapat dilihat dari berat ringannya kelainan itu, yakni impotensi absolut (mutlak) yakni terjadi pada tiap keadaan dan kapan saja; impotensi selektif, terjadi pada keadaan tertentu saja; dan impotensi relatif, yakni pada saat tertentu saja. Ada tiga macam penyebab impotensi, yaitu karena kerusakan organ (jarang sekali terjadi); karena gangguan fungsi syaraf atau kelelahan; dan gangguan psikis akibat emosi dan perasan tidak selera.

Impotensi sering disebut disfungsi seksual, yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah dari dan menuju ke zakar. Penyumbatan itu terjadi karena kolesterol, diabetes, atau kebiasaan merokok, yang umum terjadi seperti penyempitan pembuluh darah pada penyakit jantung koroner dan stroke. Pada lansia, impotensi juga dapat disebabkan oleh trauma operasi pada urat darah di sekitar zakar, taruma sumsum tulang belakang, pembesaran kelenjar prostat, penyakit venerik (kelamin), difteri, TBC, malaria, diabetes, obat penenang, alkohol, obat antidepresi, hingga heroin.
Menurut Sukarho Soebardi, dokter spesialis pada Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, ada beberapa penyakit yang menyebabkan disfungsi ereksi. Seperti yang dikutip dalam Kompas.Health, penyakit yang dianggap berisiko besar menimbulkan impotensi adalah depresi (90 persen), diabetes (64 persen), dan hipertensi (52 persen).
Sementara itu, dalam penelitian yang dilakukan Australia University of Sydney, menyimpulkan bahwa kadar testosteron dan libido tidak ikut menurun saat laki-laki menjadi tua. Tetapi, penurunan kadar testosteron akibat turunnya kualitas kesehatan secara umum. Menurut David Handelsman, ketua peneliti, penurunan gairah seks terjadi akibat menderita obesitas atau penyakit jantung, dibandingkan akibat penuaan. Dalam sebuah penelitian yang lain malah disebutkan lelaki yang tidur kurang dari 5 jam di waktu malam dalam jangka waktu lebih dari sepekan, akan memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dibandingkan dengan yang beristirahat cukup.
Bertambahnya usia, memang mengakibatkan penurunan kemampuan ejakulasi pada seorang laki-laki, dan ini merupakan gejala alamiah yang harus disadari oleh suami dan pasangannya. Seperti kemampuan ereksi yang biasanya lebih lama, saat lansia akan lebih singkat, demikian pula kemampuan ejakulasinya tidak sekuat saat masih muda.
Para ahli kedokteran mengatakan, 90 persen kasus impotensi disebabkan oleh faktor fungsi. Ini menunjukkan bahwa kondisi alat kelamin baik-baik saja, tapi kerusakan terjadi akibat gangguan fungsi organ itu ditambah dengan segi kejiwaan seseorang yang terkat dengan perilaku seksualnya.
Melihat semua penyebab yang ada, jadi faktor usia, kini bukan menjadi kambing hitam bahwa seorang laki-laki normal (sehat) mengalami impotensi. Sejarah gaya hidup dan pola hidup yang tidak sehat, menjadi faktor terkuat kondisi kesehatan seorang laki-laki pada usia senja, termasuk kesehatan reproduksinya. Kebiasaan merokok, meskipun dampak impotensi sudah tertulis pada label peringatannya di tiap bungkus, realtif sulit dihentikan oleh para laki-laki perokok. Demikian konsumsi makanan berkolesterol tinggi, yang cenderung enak (menggugah selera) dan mudah didapatkan di kota besar.
Selagi kita masih muda, jadi lebih baik upaya meminimalkan risiko impotensi dimulai dari sekarang, sebelum terlambat dan menyesal di kemudian hari. Memang sudah banyak obat yang ditawarkan, tapi lebih baik mencegah dari pada mengobati. Sebab, kita cuma mengeluarkam biaya sekali dengan mencegah, ketimbang mengobati, keluar biaya dua kali, dan berlipat. 
Ambil cara yang paling mudah, dengan membatasi atau mengatur pola makan. Kalau suka mengonsumsi daging dan makan berlemak, sebaiknya mulai dikurangi. Jika biasanya tiap hari, dikurangi jadi seminggu 5 kali. Dan kalau sudah terbiasa, jadi seminggu 3 kali, dan seterusnya. Demikian pula jumlah makanan yang dikonsumsi, sebaiknya tidak berlebih untuk menghindari obesitas. Bukan kuatitas yang ditambah, tapi kualitas yang ditambah. 
Yang paling penting, terutama bagi perokok, adalah mengurangi, bahkan kalau bisa menghentikan kebiasaan merokok. Sebab, dengan berhenti merokok, segudang risiko penyakit bisa dihindari, termasuk impotensi. Heran juga, meski sudah ada label peringatan di tiap bungkus rokok, dan tulisan impotnesi terterra dengan jelas, tetap saja perokok itu doyan menghisap rokok. Apa anda juga demikian?? 

(---materi di atas adalah sebagian dari tugas ujian akhir mata kuliah reproduksi---) 

Daftar Pustaka
Suparto, H. Seks untuk Lansia. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2000
Pinem, Saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Indo Media. Jakarta. 2009
Camacho, ME and Rayes-Ortiz, CA. Sexual Dysfunction in the Elderly: Age or Disease?. International Journal of Impotence Research. Nature Publishing Group. 2005.

-yuda thant-