Senin, 19 November 2012

Salah Kamar



Ini mungkin aja kisah lucu sekaligus bodoh minggu ini. Akibat salah komunikasi bercampur keterbatasan alat komunikasi. Ujung-ujungnya adalah salah kamar, alias masuk ke ruangan yang bukan seharusnya dimasuki. Ckckckc..., *geleng-geleng kepala. Lha kok bisa?

Awal kisah (ala-ala OVJ), kita bertujuh mau nonton film yang lagi happening, Breaking Down-part 2. Jam di tangan Diyan sudah menunjukkan pukul 12.30, atau 15 menit sebelum film main. Kita berlima bergegas naik ke lantai 3, untuk bertemu dengan dua teman lagi yang bertugas membeli tiket. Ternyata, yang dicari malah lagi jalan-jalan. Tepat pukul 12.45, mereka berdua nongol. Setelah mendapat tiket, aku dan seorang teman bergegas menunggu di depan studio 1, sedangkan Diyan, Fika, dan Dian, malah membeli camilan.

Kebetulan lima tiketnya aku bawa. Menunggu mereka di depan pintu studio 1, membuat gelisah, apalagi terdengar suara-suara dari dalam studio. Film sudah mulai. Tapi, mereka bertiga belum dateng-dateng juga! Makin gelisah, 3 menit film sudah berjalan. Aku dan Mas Alim pun memutuskan untuk masuk lebih dulu, dan berpesan kepada dan menitipkan tiket kepada mbak-mbak yang jaga tiket di pintu masuk. “Mbak ini tiket tiga teman saya. Semuanya perempuan pake jilbal. Namanya Fika,” ujarku buru-buru meluncur ke dalam studio.

Sesampai di dalam, aku bilang sama Mas Alim supaya kirim pesan ke Fika, nomor kursi, yakni H-10/11/12. Sudah 5 menit sejak aku duduk, tapi mereka bertiga belum juga masuk. “Mas udah kirim bbm nya?” tanyaku. “Udah. Tapi kok malah dia nanya kursi apa yah?” jawab Alim. “Lho?? Apa gak salah orang kirim bbm nya?” tanya aku lagi. “Ini bbm si Fika kan?” sambil menunjukkan nomor Fika. “Hmm.., mungkin aja mas,” jawabku tidak yakin, karena aku tidak membawa hp ke dalam bioskop.

Gak sampai 5 menit, aku melihat ada tiga perempuan berjilbab masuk, tapi duduk di depan, bukan di sebelah kami. Karena agak gelap, dan yakin warna jilbab yang dipakai mereka sama dengan Fika, Diyan, dan Dian. Mungkin karena sudah telat, mereka milih duduk sembarang, pikirku. Ya sudahlah, yang penting mereka dah masuk.

Setelah film selesai, aku pun kaget. Tiga cewek yang tadi masuk ternyata bukan Diyan dkk. Mereka malah duduk di bangku lain, paling depan sendiri. “Saya baru lihat, mereka masuk 30 menit sebelum film selesai,” ujar Mas Alim, sedikit bingung.

“Pokoknya kamu kudu tanggung jawab” protes mereka bertiga setelah aku samperin mereka. “Kita salah masuk studio...!! Kita nontonnya jadi gak full nih..,” protes Fika. Aku dan Mas Alim pun tertawa lebar, antara kasihan dan lucu.

Ternyata, setelah membeli camilan, mereka masuk ke studio 2, yang kebetulan juga memutar Breaking Down, tapi 30 menit lebih awal. Setelah masuk studio 2, BB Fika menerima pesan dari Mas Alim dimana lokasi tempat duduknya. Tapi karena gelap, mereka pilih duduk sembarang. “Kita bertanya-tanya, kok tiba-tiba filmnya udah sampai sini yah? Kita dah curiga, kok ini film cepat sekali alur ceritanya” kata Dian. Mereka pun lanjut nonton sampai selesai.

Sewaktu film selesai, mereka bar sadar kalo aku, Mas Alim, dan dua teman lagi tidak di studio yang sama tempat mereka nonton. Mereka pun lalu masuk ke studio 1. “Kita jadinya nonton 30 menit bagian akhir dua kali, gara-gara salah masuk kamar,” ujar Dian. “Tapi tetap ajah kita gak nonton bagian awalnya. Pokoknya, kamu harus download-in film ini supaya kita bisa nonton awal filnya,” protes Dian sambil merajuk. 

“Tadi pas kita masuk gak ada mbak-mbak yang jaga di pintu, jadi kita langsung masuk ajah. Kalo aja ada yang jaga, pasti kita gak akan salah masuk studio. Di studio satu lagi juga gak ada yang jaga, kita bisa langsung masuk ajah,” tambah Fika. 

So, there are some rules when you go to cinema with your colleague. 1st, jangan tinggalin temen lu masuk ke studio tanpa lebih dulu membagikan tiketnya. 2nd, jangan belanja makanan/minuman mepet sebelum filmnya main. 3rd. bawa ponsel yang gak lowbat. 4th, pastikikan kamu tahu tempat duduk lu dimana. 

Terlepas dari kebodohan ini, film Breaking Down part 2 aku kasih 7 dari 10 bintang. Lebih banyak adegan romantisnya, kurang adegan fight-nya. Cerita sih lumayan, tp kurang apa yah..., kurang greget gitu deh.


-yuda thant-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar