Rabu, 21 November 2012

Melihat yang Utuh

Melihat sesuatu itu harus utuh! 

Itu mungkin yang ingin disampaikan Prof Pri, pada kuliah hari Senin kemarin. Meski konteks yang dimaksud adalah melihat sebuah pengetahuan, hal ini juga berlaku dalam melihat dan menjabarkan sebuah fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. 

Menurut Prof Pri, setiap pengetahuan atau materi kuliah dapat dijabarkan dengan bentuk pernyataan-pernyataan dan preposisi (kalimat yang kebenarannya telah teruji). Pernyatan terdiri dari empat hal penting, yakni deskripsi, preskripsi, eksposisi pola, dan rekonstruksi historis. Sedangkan preposisi bisa berbentuk asas/prinsip, kaidah/hukum, dan teori. 

Masih bingung? Jangan khawatir, aku bakal jelasin dengan contoh supaya kamu lebih mudah memahami. Contoh yang aku ambil adalah "Perilaku Merokok pada Remaja." -- Kenapa ambil subyeknya remaja? karena remaja itu masa-masa labil dan lebih banyak galau-nya, hehehe... 


Deskripsi
Merokok: membakar & menghisap gulungan tembakau yang mengandung nikotin, bersifat adiktif & susah dihentikan, dan tar yang bersifat karsinogen.
Perilaku: bentuk tanggapan stimulus dari lingkungan, meliputi aktivitas motorik, emosional, dan kognitif, yang mengarah pada kebiasaan yang intensif dan kontinyu. Setiap perilaku memiliki motif & tujuan yang berbeda.
Remaja: periode manusia berusia 11-20  tahun, masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, cenderung suka mencoba hal baru.

= Kebiasaan yang tampak dari remaja, mengonsumsi rokok karena motif tertentu untuk memenuhi suatu keinginan. Kini, hampir 30 persen remaja di dunia merokok. Di AS, tiap hari ada 6 juta remaja mencoba rokok, & 75 persennya berlanjut. 

Preskripsi
Mencegah & mengurangi remaja merokok harus dilakukan holistik, mulai dari orang tua (pemberi contoh pertama), teman sebaya (pemberi alasan penguat mencoba rokok), lingkungan sosial (yang permisif pada perilaku merokok), media iklan & film (perangsang pengonsumsian rokok) & regulasi soal tembakau/rokok. – (eq., wilayah bebas rokok, ruang khusus merokok, batasi tayangan iklan rokok, dll)

Eksposisi Pola
Empat tahapan perilaku merokok;
1.  Preparatory, minat merokok muncul karena gambaran yang menyenangkan ttg merokok
2.  Initiation, menentukan akan terus atau tidak untuk merokok
3.  Becoming a smoker, sudah konsumsi lebih dari 4 batang rokok/hari
4.  Maintenance of smoking, merokok unt medapat efek fisiologis yang menyenangkan

Laventhal & Cleary (1984) motif remaja merokok didasari faktor psikologis dan biologis, diantaranya karena mendapatkan pengakuan; menghilangkan kekecewaan; menyelesaikan tantangan; merasa dewasa & menciptakan daya tarik; menganggap bukan tindakan yang salah (kecanduan). Selain itu adanya pengaruh lingkungan sosial, budaya, dan tradisi yang permisif pada kebiasaan merokok.

Rekonstruksi Historis
Dalam perkembangan zaman, alasan remaja merokok terus berubah. Dulu, alasan merokok ialah pencitraan diri, supaya bisa diterima dalam kelompok, dan solusi krisis identitas. Kemudian berkembang menjadi trend mode, bentuk eksistensi perlawanan, hingga cara diet turunkan berat badan bagi perempuan. Kini, merokok dijadikan solusi peredam stres & gelisah, mencari inspirasi, gaya hidup, sampai bentuk rekreasi pribadi.


Asas Ilmiah (Prinsip)
-  Remaja meniru tindakan/perilaku orang tua dan teman sebayanya, termasuk perilaku merokok
-     Merokok merugikan kesehatan, diri sendiri, dan orang di sekitarnya
-     Selain membuang-buang uang, merokok adalah cara bunuh diri yang pelan-pelan

Kaidah llmiah (Hukum)
· Nikotin membuat kecanduan & ketagihannya sulit dihentikan, butuh proses lama & bertahap supaya bisa terlepas dari sifat candunya.
·    Merokok memberi ketenangan sekaligus kematian karena pada awalnya memang meredam stress, tapi penyakit degeneratif (seperti PJK dan kanker paru) akan muncul dan menggerogoti tubuh.
·   Merokok = pintu masuk kenakalan remaja, bahkan kejahatan; mulai dari alkohol & narkoba. Di AS, remaja yang merokok, cenderng 3x mengonsumsi alkohol, atau 22 kali pakai narkoba.

Selain lingkungan (45%), 3 faktor lain yang pengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah perilaku (30%), pelayanan kesehatan (20%) dan genetika (5%).

Teori Ilmiah (Konsep)
ü Social Cognitive Learning Theory – Perilaku dipelajari melalui observasi tindakan orang lain & lingkungannya, dan bukan hannya meniru tapi juga dikuatkan oleh lingkungan.
ü Planned Behaviour Theory – Perilaku berasal dari niat (baik personal atau refleksi pengaruh sosial) karena alasan dan untuk capai tujuan tertentu.
ü Social Identity Theory – Terkait dengan jati diri dalam interaksi sosial, dan terkait rasa bangga dalam keanggotaan sebuah kelompok.
ü Social Network Theory – Tiap orang hidup saling berketergantungan, dan terjadi pertukaran info dalam hubungan tersebut, baik info buruk/baik, seperti merokok. 


-*-*-*- 

Sudah baca contohnya kan? Kira-kira sudah ngerti belum? Semoga aja sih udah, kalo belum ya lu baca aja lagi sekali lagi, hehe.. Intinya, seperti itulah skema berpikir yang harus dilakukan untuk melihat dan menjelaskan sebuah fenomena hidup. Upayakan tidak memakai kaca mata kuda, atau mengintip dari lobang kunci, karena kesimpulan yang kamu buat akan sempit, tidak pas, atau malah salah kaprah. 

Sempitnya pemikiran seseorang kadang malah membuat dia lebih bodoh, aroggan, masa bodoh, dan (mungkin) picik. Seperti posting-an temenku di akun FB-nya. Dia memajang gambar logo-logo produk asing (Amerika), seperti Coca-cola, Danone, Disney, Revlon, CNN, McD, dll, yang harus kita boikot terkait perang Israel-Palestina. Aku malah jadi bertanya keheranan, apa salahnya itu produk? Ada bukti gak kalo semua produk itu digunakan untuk membiayai perang? (Huhh.., jengkel sendiri jadinya). 

Menurutku, kupas dan preteli satu-satu dong sebelum pasang posting-an itu. Jangan hanya karena "oknum" yang salah, lantas digeneralisasikan bahwa semua yang berasal dari sana itu juga salah atau tidak pantas dihormati. (Udah deh, mendingan gak usah dibahas lagi, karena ntar malah nyangkut ke hal-hal yang berbau SARA -- semoga lu ngerti maksudku). 

Yowis lah..., lepas dari semua kejengkelan di atas, point penting tulisan aku kali ini adalah, melihat sesuatu itu secara holistik (utuh) ojo cuman separuh-separuh tur ora jelas maneh. Kalo bisa, pake aturan main seperti yang aku catat di atas. Wis, selamat mencoba, and have a nice day mas-bro dan mbak-bro... 

- yuda thant - 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar