Jumat, 19 Oktober 2012

Di Ujung Kemarau

Sudah dua kali Surabaya diguyur hujan. Meski itu hanya gerimis tipis. Udara kota yang sesak ini pun mendadak sejuk. Dan gerah di badan terasa hilang sesaat. Sayangnya, buliran air langit itu pun langsung menguap terkena sisa-sisa panas yang masih melekat di malam hari. Dan Surabaya panas kembali. 

Ini lah yang aku rasakan hari ini. Seperti disiram hujan di ujung musim kemarau. Enam bulan aku tidak berpenghasilan. Dan selama itu pula aku tidak merasakan detik-detik penantian "upah" bulanan masuk ke rekening. Selama setengah tahun, uang di rekening makin mengempis dan menyusut. Soalnya, tiap minggu ditarik tunai dari mesin ATM, sedangkan selama itu juga tak ada yang memasukkan uang ke dalam rekening itu. Huuuuhh...., seret rasanya..

Akhirnya, aku menerima "upah" dari hasil keringat yang bercucuran selama 3-4 hari kemarin menggarap karya kreatif. Jika dibandingkan dengan salary di kantor yang dulu, wuuiiihhh..., jauh banget, alias njomplang. Proyek bikin video slide untuk acara kantor temanku, itu membuahkan upah senilai sebuah printer canon standar. Atau kalau ditakar, hanya 1/16 dari gaji terakhir yang diterima sewaktu kerja dulu. 

Kalau mau banding-membandingkan, emang gak imbang banget. Bagikan langit ama bumi. Upah baru diterima, otak pun sudah langsung berfikiran konsumtif. Banyak banget yang mau dibeli. Mulai dari sepatu, baju, sampai mau traktir nonton ponakan. Maklum dulu kan statusnya "beruang" kalo sekarang "berutang." Tapi ada kewajiban yang prioritas harus dibeli yakni printer, yang sudah direncakan jauh-jauh hari sebelum Bella swan ketemuan ama di Edward Cullen (hehe..), supaya kalo ada tugas-tugas kampus gak keteteran. (anak kampus nih yee...)

Meski upah ini kecil, tapi aku harus bersyukur. (Harus..!!) Soalnya, semua jalan pasti ada gerbang permulaannya. Dia sudah membuka sedikit jalan dan kesempatan rezeki buat aku, dan semoga ada jalan-jalan yang selanjutnya. Nyokap pernah bilang, "jangan selalu melihat ke atas. lihatlah ke bawah, karena di bawah masih banyak yang lebih gak beruntung," Itu sepertinya pesan buat aku agar selalu bisa mensyukuri berapa pun (rezeki) yang Dia berikan. Jangan sampai serakah dan berkecil hati ama yang sudah kita peroleh. Apalagi kalo dapetnya halal, gak pake acara korupsi-korupsi-an. 
 
Well, hidup kan memang bukan untuk kaya atau duit, tapi hidup tetap butuh duit. Jadi, ayo cari kerjaan lagi supaya bulan depan punya duit buat senang-senang sekalian jalan-jalan, hahaha.., Soalnya udah sekarat lebih dari sebulan gak jalan2 backpackeran nih. Yang jelas, hidup harus penuh warna dan jangan sampai terasa "datar" dan menjemukan. 


 Any way, thanks God. (Om Dewa Sukma Parama Acintyaya Namah Swaha sarwa Karya Parasidhantam, Om Santhi Santhi Santhi...




- yudathant -





Tidak ada komentar:

Posting Komentar