Minggu, 16 November 2014

Rinai Hujan yang Mengingatkan Daun pada Angin

Air dari langit itu akhirya turun juga. Membasahi daratan yang telah terbakar oleh terik matahari selama berbulan-bulan. Bunyi derap miliaran tetesan air yang menimpa tanah dengan rima dan melodi rintik deras dan kembali ke rintik, bergema hingga ke ruang di mana aku duduk menikmati malam. Bau tanah basah menguar. Tercium harum seperti aroma hangat udara pagi yang menyapa sisa embun dari langit malam yang basah. 


Malam ini hujan datang hanya sekejap. Tak lebih dari hitungan pedang panjang penunjuk waktu kembali ke posisinya semula sebelum berputar 360 derajat. Namun, sepenggal waktu yang diguyur secuil hujan ini memberikan sedikit kesejukan yang kurindukan. Seperti pelanduk merindukan bulan, yang selalu setia menanti di atas bukit menatap ke atas langit gelap yang bertabur bintang menemani sang bulan. Seperti juga daun yang selalu menantikan desiran angin. 

Tetesan hujan yang menari di udara selalu membawa kenangan indah bagi daun. Kenangan manis saat daun bercengkerama dengan angin. Dan tiap tetes hujan yang mendarat selamat di atas bumi membawa realita bagi daun. Kenangan manis itu ternyata tertunda oleh rentang waktu juga garis lintang dan bujur yang memisahkan. Karena itu, daun selalu menantikan datangnya hujan. 

Kisah hujan ini selalu membawa daun kembali pada penggalan-penggalan lirik "Hujan" milik Utopia. Begini liriknya :

Rinai hujan basahi aku, temani sepi yang mengendap, 
Kala aku mengingatmu, dan semua saat manis itu

Segalanya seperti mimpi, kujalani hidup sendiri, 
Andai waktu berganti, aku tetap tak'kan berubah

Aku selalu bahagia, saat hujan turun
karena aku dapat mengenangmu, untukku sendiri 

Selalu ada cerita, tersimpan di hatiku
tentang kau dan hujan, tentang cinta kita
yang mengalir seperti air

Aku bisa tersenyum sepanjang hari
karena hujan pernah menahanmu disini
untukku...

*** 

Daun melihat hujan adalah hal terindah. Karena saat hujan turun, daun selalu mempunyai cerita manis dengan angin. Di awal  maupun di akhir perjalanan daun bersama angin. Daun yakin, kisah mereka tak akan berhenti di bukit yang telah ditinggalkan. Karena kisahnya bersama angin masih akan belanjut di bukit dan lembah lainnya. 

Angin memang telah pergi, namun daun yakin suatu saat dia akan datang kembali di waktu dan cara yang terindah, seperti yang pernah daun katakan pada angin. Dimana pun angin berada, daun akan tetap menantinya bersama turunnya hujan di penghujung musim kemarau.  


 -- yudathant --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar