Minggu, 14 April 2013

Haus itu Awal Dehidrasi

   Di kelas Gizi seminggu lalu, Ibu Ike, dosen terbang dari ITB, membahas mengenai kecukupan gizi dan cara mengukur asupan gizi yang kita konsumsi. Salah satu dari sumber gizi yang sering dilupakan adalah air. Sebab, umumnya sejak duduk di bangku sekolah dasar, kita hanya dikenalkan dengan lima sumber gizi yang pokok, yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Air sering dilupakan. Padahal, sering dibilang, "jangan lupa minum susu, supaya makanan kita itu selalu empat sehat lima sempurna." 

   Ibu Ike mengatakan, air adalah sumber gizi paling dasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Oleh karena itu, dalam piraminda makanan pokok, air berada di posisi paling dasar. Itu wajar saja, karena diperkirakan 60 persen tubuh kita terdiri dari cairan, dan semua organ tubuh kita bergantung pada air. Seperti contoh untuk mengedarkan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, atau sebagai alat transportasi, juga untuk melembabkan tubuh kita. 

   Makanya, tidak heran jika saat tubuh kekurangan cairan, kita akan merasa kehausana. Malah, jika sudah sangat kekurangan air, maka bakal terjadi dehidrasi, atau tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya dengan normal karena kehilangan banyak cairan. "Jadi, kalau kamu Anda haus, itu berarti tanda-tanda tubuh Anda mengalami dehidrasi ringan," ujarnya mengingatkan. 

   Wajarlah setiap hari kita butuh "suntikan" cairan, karena air yang kita minum secara otomatis akan disekresikan tubuh melalui keringat, urine, sampai air mata dan ingus yang meleleh dari hidung mancung kita. (maaf, yang merasa pesek, gak usah tersinggung ya, hehehe..). Sehingga, saban hari kita tidak boleh kekurangan cairan, paling tidak kita harus minum minimal delapan gelas. Itu setara dengan 2 liter air. Ohya.., kalo soal 8 gelas per hari minum air putih, aku jadi ingat sewaktu pelajaran pendidikan kesehatan dan jasmani di masa SMP. Waktu itu, guru memberi kami kuis mendadak dengan model siapa yang bisa langsung tunjuk jari untuk menjawab. 

   Salah satu pertanyannya adalah, berapa banyak air minum yang harus dikonsumsi manusia setiap harinya. Nah, dengan sangat percaya diri aku pun tunjuk jari. "Ya berapa?" tanya bu guru. "delapan liter bu..," jawabku dengan yakin. "hahahaahahah....," sontak beberapa teman pun tertawa. Tak sampai 10 detik, temaku yg lain menjawab "delapan gelas bu," dan ibu guru yang berdiri anggun di depan kelas itu pun membenarkan, "ya betul." Malu campur merasa bego ajah sih setelah kejadian itu, hehehehe... Ingat, 8 gelas, bukan 8 liter. Ntar bakal jadi galon berjalan dong kalo minum 8 liter per hari, wekekekek... #tahanmalu.com 

   Angka 8 gelas (2 liter) air itu muncul berdasarkan perkiraan rata-rata buangan urine orang dewasa sekitar 1,5 liter per hari. Jumlah itu belum termasuk keringat dan air mata. Kebutuhan ini tiap orang pastinya tidak sama, bergantung usia, jenis kelamin, dan aktivitas. Kondisi lingkungan dan kondisi tubuh yang sakit juga membutuhkan air yang berbeda volumenya. Makanya, tidak heran kan kalau kita sakit demam harus banyak minum air putih, itu karena salah satu fungsinya adalah mengontrol suhu tubuh. Untuk ibu yang hamil dan menyusui juga butuh mengonsumsi air yang lebih banyak dari biasanya. Oleh karena itu, agar lebih mudah, Institute of Medicine menganjurkan agar laki-laki dewasa mengonsumsi 13 gelas dan perempuan minum 9 gelas air minum. 

   Supaya lebih akurat, kita sebenarnya bisa menghitung sendiri berapa kebutuhan air dalam tubuh tiap harinya. Ibu Ike menjelaskan, caranya dengan menghitung lebih dulu angka kebutuhan energi (AKE) harian. Patokannya, 1 kilo kalori = 1 mililiter. Jadi, bila kebutuhan energi kita sehari-hari adalah 2.250 kilo kalori, itu berarti kebutuhan air kita adalah 2,25 liter. Namun, dalam kondisi tidak normal, misalnya asupan gizi kita tidak berimbang, maka kebutuhan air kita akan lebih banyak 500-1.000 mili liter. Pemenuhan kebutuhan air ini tidak melulu hanya dari air putih. Sebab, cairan juga bisa diperoleh dari buah-buahan, sayuran, atau minuman lain, seperti es kelapa muda, es jeruk nipis, jus buah, atau minuman kaleng. Jadi, dikira-kira aja sendiri, kebutuhan dan asupan cairan yang kita konsumsi.

    Di samping kiri ini ada tabel tentang kebutuhan air pada tubuh berdasarkan berat badan, yang diambil dari fullspike.com. Berat badan dalam tabel memakai satuan pound (lbs), untuk tahu satuan kg ditinggal kalikan aja dengan 0,45. Misal, untuk berat 160 lbs itu setara dengan 72 kg, atau untuk 200 lbs setara dengan 90 kg, dan seterusnya. Makanya, untuk yang beratnya sekitar 70-75 kg paling tidak harus minum 8 gelas air minum, sedangkan yang beratnya 80-90 kg, kebutuhan air minumnya sampai 9-10 gelas per hari. 

Menghaluskan kulit 

   Apa sih manfaat sebenarnya air, bagi tubuh kita itu. "Aku gak suka minum soda om," kata keponakan aku yang sudah beranjak gadis. "Aku mau terapi air putih, biar kulitnya mulus," tambah Lia menjelaskan. Hmm, kok bisa air putih bikin kulit mulus? 

   Secara basic, air berfungsi untuk melembabkan tubuh, sehingga kulit terasa lebih halus dan tidak kering. Katanya, minum banyak air juga mampu menekan nafsu makan, sehingga rasa lapar bisa ditahan. Tapi, gak gitu juga kali, terus kita gak makan sama sekali. Kita kudu tetap makan seimbang, sesuai kebutuhan gizi yang ideal. 

   Selain itu, air yang cukup ternyata membantu kerja ginjal untuk membuang atau menetralkan racun dalam tubuh, dan membuang kotoran sisa pencernaan dari dalam tubuh, sehingga penyakit sembelit (konstipasi) pun bisa dicegah. Air juga menjaga membrane mukosa tetap lembab, melumasi sendi, membantu pencernaan, dan menjaga kekentalan darah. Konsumsi air yang cukup akan memudahkan kerja ginjal, sehingga potensi penyakit batu ginjal bisa dicegah. 

   Air putih ternyata bisa juga menenangkan jiwa yang sedang shock, sebab air sebagai alat transportasi juga mengalirkan protein dan enzim-emzim sampai ke otak. Oleh sebab itu, saat shock, kaget, dan bingung, air putih dapat menenangkan kondisi jiwa tersebut, karena pikiran menjadi lebih rileks. 
   Bicara soal air minum, kita perlu tetap cermat memilih air yang kita konsumsi. Jangan asal 8-9 liter, upsss..., 8-9 gelas per hari. Tapi harus pula yang memenuhi standar kesehatan. Apa dong standar kualitasnya? Gampang saja, yang jelas tidak berwarna, jernih, tidak berbau, tidak mengandung bakteri, dan tidak mengandung zat mineral organik yang mengganggu tubuh. Intinya, air minum harus memenuhi syarat fisiki, kimia, mikrobiologis, dan radioaktif (pasal 3, Permenkes 492/2010 tentang persyaratan kualitas air minum). 

   Namun, ada ukuran batas ambang zat mineral yang masih diper bolehkan pada air yang kita konsumsi. Seperti kadar klorin yang ditoleransi adalah kurang dari 4 mg/liter atau kadar besi (fe) yang batas ambangnya 0,3 mg/liter. Tapi jika berlebih, berarti air itu tidak layak minum. Nah..., hari ini sudah berapa gelas air putih yang Anda minum? 

- yuda thant -


Tidak ada komentar:

Posting Komentar