Minggu malam kemaren, perasaan jenuh selama sepakan yang memayungiku, sepertinya terbalas sudah. Sebab, sahabat sewaktu SMA menelpon mengajak buka puasa. Dia mengajak istrinya, yang tak lain juga teman baikku. Yang membuatku gembira karena aku jadi teringat masa-masa mereka mulai saling pendekatan sampai pacaran. dimana, secara tak langsung aku turut campur di dalamnya.
Salah satu topik obrolan kami di sela-sela makan malam itu pun tentang kisah cinta mereka sewaktu di SMA dulu. Meski kemesraan mereka tak "seganas" satu dasa warsa yang lalu, tapi aku masih melihat serbuk cinta menyelimuti mereka berdua.
Dalam perjalanan pulang, otakku melayang kemana-mana. "Wah, mereka sudah jalan 13 tahun. Tapi kok sampai sekarang aku belum juga punya pasangan ya?? Hmmm, kenapa ini? Jangan-jangan kutukan mak comblang memang menyambar diriku. Sialan..!!"
PS: lolongan kali ini spesial (tapi gak pake telor) dedikasikan buat para mak comblang yang ada di sejagad raya dunia. Khususnya mak comblang yang bernasib sial, hehehe...
Status mak comblang, secara gak sengaja nempel padaku sewaktu duduk di bangku SMA, sekitar 13 tahun lampau. Awalnya, temen minta cowok dikenalin ama temen cewek. Dengan maksud baik, aku pun menyanggupi permintaan teman tersebut. Kebetulan si cewek kenal dengan aku, jadi no-problemo lah. Maka, dimulailah pencarian kesenangan dan hobi si cewek, yang nanti jadi bahan informasi temenku yang cowok. Alhasil, gayung bersambut, dan tongkat estafet berlajut. Bersatulah mereka untuk saling penjajakan. Dan mission in accomplished.
Request pun berdatangan, apa lagi sewaktu di zaman kuliahan, baik itu sengaja atau pun gak. Mulai banyak teman yang minta saran dan pendapat soal pacaran, dan harus ngapain kalau misalnya mau ngajak kencan atau sekadar makan malam si cewek. Kedua kuping harus sabar mendengar keluh kesah, suka cita, juga kemauan teman yang sedang kasmaran. Gak jarang, kedua pihak, si cewek maupun si cowok malah menjadikan aku "tong sampah" alias tempat mangkal curhatan mereka.
Beberapa kegiatan, khusus jalan-jalan yang aku rancang, acap kali juga membuahkan hasil memuaskan. Ada aja yang jadian. Mulai jalan-jalan ke Bromo, Garut, sampai Lombok, pasti ada ajah yang bakal jadian. Dan senengnya, semua pasangan yang jadian karena acara "jalan-jalan"-ku itu akhirnya menikah. (kalo ikutan MLM, aku pasti dah dapat poin reward yang tinggi deh)
Salah satu pasien aku yang sukses menikah adalah sahabatku sewaktu SMA, luth dan erie. Dua orang yang kuceritakan di awal lolongan ini. Si cowok, adalah best friend dan partner in crime di salah satu kegiatan ekstrakurikuler sekolah, sedangkan si cewek temen sekelas. Nah, karena dah berjanji bakal menjadi mak comblang yang baik, mau gak mau aku kudu wajib setia memenuhi permintaan klien, termasuk nemenin dan jadi obat nyamuk pas temanku ngapel. (dulu gak kepikiran jadi obat nyamuk, cuman kepikiran jadi satpam dan watch dog, hehe..). Untunglah, mereka jadi pacaran dan sampai akhirnya nikah lima tahun lalu.
Kalau denger klien pacaran dan akhirnya nikah tuh rasanya senang banget, seperti dah bisa bikin mahakarya layaknya mbak Dee Lestari yang sukses bikin novel best seller. Tapi..., nah pasti ada tapinya. Jadi mak comblang kadang stress juga lho. Gimana gak stress, soalnya kita kudu menyediakan telinga yang lebar, lapangan parkir buat curhatan klien, waktu yang longgar supaya klien bebas bercerita, dan berpikir kreatif cari jurus ampuh buat memuaskan "nafsu" bercinta klien kita.
Siapa
bilang jadi mak comblang itu enak?? Yang bilang gitu pasti belum pernah
jadi mak comblang atau belum merasakan penderitaan yang diemban si mak comblang..!!
Pernah tuh, sewaktu lagi pengen santai di kamar kos, tiba-tiba pintu kamar diketok. "Aku pengen curhat," rengek teman cewek yang galau karena cek-cek ama cowoknya. Pernah juga, mata sudah 5 watt, tapi teman kampus masih ingin ngobrol soal gimana caranya bisa menarik perhatian gadis tetangga jurusan yang sedang diincar. Kadang, kalau jurus yang disarankan gagal, protes dan omelan dari klien pun mendera.
Beberapa kali, pernah tergoda untuk "ngembat" inceran klien. Tapi untunglah, akal sehat masih berkuasa. Kalua tidak, waduh..., bisa berujung panjang masalahnya. Mulai dari berantem dengan teman sendiri sampai musuhan gara-gara cewek. Dan yang jelas melanggar sumpah mak comblang. "Kami mak comblang se jagad raya, dilarang keras, sekeras beton aspal, menggagalkan misi, apalagi sampai macarin inceran klien," (diulang 3 kali, sambil pukul-pukul pantat. Inget!!, pantat sendiri yang dipukul, jangan pantat janda kembang tetangga sebelah)
Nah, ngomongin soal kutukan. Sepertinya ini yang sedang menimpa mak comblang sial penulis lolongan busuk ini. Berkali-kali naksir dan nembak seseorang, hasilnya selalu gagal. ini berbanding terbalik dengan keberhasilan menjodohkan klien-klien selama ini.
Dan kalimat pamungkas yang beberapa kali terucap dari inceran-inceranku itu malah bikin gondok. Begini bunyinya (meski tidak sama persis, tapi intinya sama) "Kamu itu enak buat jadi teman, tapi kalo jadi pacar gak deh. Sorrry ya..." ##*!!@#*%$@##!!+??!+$##.. (setan alas, iblis sawah, tuyul kampung, dedemit kebon!!!, hanya mengumpat dalam hati kecil, kecil sekali, sampai gak kedengeran suaranya).
Haaahhhh... (menghela nafas panjang, bernada pasrah). Ya udah lah, kalo emang nasibnya gini. Mungkin ini risiko pekerjaan. Siapa tahu, di ujung akhir cerita malah dapat hal terindah yang belum pernah terbayang. Aminnnn.... (sambil mukul-mukul pantat, ngucapin janji mak comblang. plak..plak..plak... uuuhh yeaaahhh....)
-yuda thant-
Aku berharap blog bisa ky FB yg tinggal ngasih jempol or enter buat komen, kagak usah ribet2 masukin email and password :(
BalasHapusSeneng niyh sama tulisan arguni and tulisan ini, yg arguni bikin kangen, yang ini sangat 'manusiawi' kata-katanya. tulisan warung kopi yang bacanya ga pake mikir *easy reading :D*
Kamu koq ga minta dijodohin sama clientmu sih? kalo satu client ngejodohin sama 1 cewe aja, udah berapa yah jodohmu? :D
keep writing bro, Merdeka!!!!