Gak terasa, Lebaran
sudah di depan mata. Semua orang di Indonesia, entah itu yang merayakan atau
tidak, disibukan dengan satu aktivittas massal yang disebut “mudik”
alias pulang kampung. Konon, kata mudik berasal dari kata “udik” yang artinya
desa, jadi mudik bisa diartikan “balik maning nang ndeso,” hehehe...
Fenomena mudik bukan
hanya jadi kepentingan rakyat, tapi juga jadi perhatian para pembesar negara
ini. Malahan, mudik jadi tambang emas dan musim panen bagi sejumlah produsen
makanan, konveksi, penyedia jasa transportasi, komunikasi, sampai partai
politik. Semua sibuk jualan di tengah hiruk pikuk warga yang akan merayakan “hari
kemenangan.” Buktinya, coba saja sekarang lihat kotak ajaib (TV) di rumah,
iklan-iklan dan tayangan acaranya dijejali embel-embel lebaran dan fenomena mudik.
Laporan berita arus mudik pun terpampang banner
iklan di belakang/bawah wajah cantik/tampan reporternya.
Tapi, terlepas dari
happening-nya kegiatan mudik ini, satu hal yang perlu diperhatikan bersama
adalah keselamatan. Banyak pemudik yang abai dengan ini. Baginya, yang
penting pulang kampung, sampai di rumah, bisa ketemu emak-bapak, makan opor-ketupat,
pamer motor/mobil/perhiasan baru, sekalian pamer istri baru. Semua itu tak akan
terwujud kalau si pemudik tidak selamat sampai tujuan, alias celaka di tengah
perjalanan.
Hal ini bukan isapan
jempol karena tren kecelakaan arus mudik-balik lebaran selama ini meningkat. Tahun
2011, Humas POLRI menyatakan terjadi 4.744 kasus kecelakaan atau 30,5 persen
naik dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah pemudik yang tewas karena
kecelakaan itu mencapai 779 orang. Kecelakan tersering, lebih dari 70 persen, melibatkan pemudik sepeda motor. Hal ini mengingat jumlah pemudik sepeda motor
tiap tahun juga terus meningkat, yang tahun ini diperkirakan mencapai 7 juta motor.
Maka, tak heran jika Presiden mengimbau agar keselamatan pemudik motor
diprioritaskan.
Dari pengalaman
memantau pemudik motor, banyak motif mereka pulang kampung dengan kuda besi
roda dua ini. Diantaranya, lebih murah, karena satu motor bisa maksimal dinaiki
empat jiwa; bapak, ibu, dan dua anak, plus bagasi yang teng cementel ora karuan (bergelantungan tak karuan) di depan dan belakang motor. Kedua,
tak perlu antre tiket dan berdesak-desakan di stasiun atau terminal, dan ketiga,
motor bisa dipakai jalan-jalan di kampung. Jadi, pakai motor itu praktis.
Tapi, mudik dengan
motor juga berisiko besar. Apalagi kalau si pengemudi belum berpengalaman touring
ke luar kota mengendarai motor lebih dari 5 jam. Ditambah dengan bermacet-macet di
jalan, dihujani sengatan matahari, dan rasa kantuk terbuai angin musim kemarau
yang berhembus saat motor dilaju kencang. Belum lagi mobil dan bus yang beradu
balap, mengejar cepat tiba di kampung si pemudik, membuat motor yang dilewatinya
oleng terkena imbas angin kencanga. Alhasil, si pengemudi lengah, silap mata,
dan lepas konsentrasi, sehingga musibah pun menghampiri.
Makanya, bagi sahabat
dan teman yang hendak mudik pakai motor sebaiknya tetap waspada, dan melakukan
tips berikut:
1. Siapkan stamina
sebelum mudik, lebih baik tidur yang cukup sebelum berangkat. Usahakan berangkat
malam, atau subuh, agar tidak letih karena kepanasan saat perjalanan.
2. Bawa permen
atau camilan yang bisa dikunyah jika mata tiba-tiba mengantuk, boleh juga
pasang musik/radio dari ponsel sebagai teman perjalanan.
3. Kalau mata
sudah merasa lelah, segera menepi, cari warung/masjid/SPBU/posko mudik, untuk
rehat sejenak, 1-3 jam tidur, lumayan untuk mengistirahatkan mata dan punggung
yang pegal.
4. Berhenti sekitar
5-10 menit setelah menyetir tiap 2-3 jam, lalu sedikit peregangan melemaskan
otot-otot yang kaku, dan me-recharge stamina.
5. Jalan beriringan
dengan pemudik motor lain, supaya bisa saling mengingatkan dan menolong jika
ada masalah di tengah jalan.
6. Periksa lagi
kondisi motor, mulai dari ban, lampu, sampai oli motor, jangan sampai mogok di
tengah jalan.
7. Terakhir,
patuhi rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan aturan main dalam touring
motor agar tida terjadi kecelakaan yang sebenarnya tidak perlu. (berikut contoh
hand code yang dipakai saat touring, sumber Humas POLRI)
Oke deh, kalau semua sudah
siap, dan hari sudah semakin dekat Lebaran, kini waktunya berangkat mudik
dengan motor masing-masing (jangan motor colongan
yah!!). Ajakan mudik ini juga berlaku buat Bang Toyib yang sudah dinantikan istri dan simpenannya di kampung karena tiga kali puasa tiga kali lebaran dia gak pulang-pulang, hehehe... (hayo yang merasa bang toyib ngaku..)
Met jalan dan bersenang-senang di kampung prends, au revoir tout le
monde...
-yuda thant-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar