“Semangat, go go go..!!!” begitulah pekik Ayuck menyemangati dirinya
sendiri akibat rasa letih yang menyergap. Meski berulang kali berhenti,
memijat-mijat betis dan lutut yang rasanya mau rontok, gadis Bali bertato di
betis ini tetap melaju menuju inti Pulau Sempu, yakni laguna Segara Anakan.
Yup, Pulau Sempu adalah babak kedua “perjalanan tiga hari MbambungpackeR.”
Setelah terpuaskan mendaki kawah ijen, saatnya mandi matahari sambil berenang
di segara anakan pulau sempu.
Dari kawah ijen, kami bertiga (aku, Ayuck, dan Amik) sepakat melanjutkan
ide nekad ke pulau sempu. Berbekal sederet informasi dari sohibku (yang gak
bisa ikut ke ijen), aku yakin bisa berpetualang di pulau kecil seluas sekitar
800 ha, yang terletak di Malang selatan. Kami pun meluncur dari Paltuding pukul
11.00 dan istirahat makan siang di Wonosari, Bondowoso. Rencananya, kami mau menumpang
tidur di rumah teman di Jember, tepatnya di daerah Kencong, sekitar 50 km dari
Kota Jember arah ke Lumajang.
Tapi, kenyataan berkata lain. Sekitar pukul 18.30 kami sampai di Kencong,
menunggu teman Ayuck sekitar sejam di depan Masjid Kencong, dan kabar buruk pun
tiba. Ternyata, rumah teman Ayuck lagi kedatangan banyak tamu, sehingga tidak
ada tempat lagi untuk tidur. Kalaupun mau pasti empet-empetan kayak pindang,
hehehe...
Alhasil, setelah melihat, menimbang, dan menyepakati, kami memutuskan tancap
gas langsung ke Malang. Perhitungannya, dari Kencong kami potong jalur ke
Tempeh, berhenti di Dampit (Malang), jaraknya sekitar 110 km. Itu berarti tiga
jam perjalanan naik motor, dalam kondisi normla. Kami pilih Dampit karena
memperkirakan jarak Dampit-Sendang Biru (pantai menuju pulau sempu) sekitar 55
km, tidak terlalu jauh. Pukul 19.30 kami tancap gas lagi, setelah di-dopping segelas
kopi.
Sambil jalan, Amik mencoba berselancar di internet mencari penginapan murah
yang bisa kita inapi. Hasilnya nihil. Perjalanan naik motor Kencong-Dampit pada
malam hari lumayan menantang juga, terutama setelah Candipuro. Kabut tebal
menyergap, jarak pandang memendek, laju motor harus sedikit dipelankan. “Kalau
pagi hari sepertinya pemandangan di sini bagus deh,” ujar Ayuck yang sedikit
kedinginan. Sempat berhenti makan mi di warung, kami lanjut lagi. Mata sudah
terasa berat, tapi Dampit belum juga terlihat. Namun, kami sudah berbekal info
hotel murah yang bisa diinapi dari penjual bensin eceran, 15 km sebelum kota
Dampit. Hotelnya memang masuk dalam gang, tapi gak masalah, toh harganya murah
meriah. Harga kamar ukuran 2x3 meter dibandrol Rp 60.000. Sekitar pukul 11.30
kami masuk hotel, dan langsung tidur di kamar masing-masing.
“Mas bro bangun, ayo bangun! Mandi lalu berangkat...” suara lantang
Amik dari balik pintu, setelah mengetoknya beberapa kali. “Siap komandan,”
jawabku sambil membuka pintu. 5 menit kemudian, alarm di hape bernyayi
riang. “Saatnya mandi nih. Hmm, mandi gak yah? Gak usah deh, raup ama sikat
gigi aja. Semalam kan sudah mandi, meski mandi bebek, hehehe...,” celotehku.
Setelah packing ulang dan
memanasi kuda besiku, kami pamitan kepada pengelola Hotel Mutiara. Sekalian mengucapkan
minal aidzin, berhubung hari itu memang hari pertama lebaran. Perhitungan kami
tidak terlalu meleset. Dampit-Sendang Biru kami tempuh 2 jam. Jalanan yang naik
turun dan sedikit curam memang membuat waktu perjalanan sedikit lama. Sekitar pukul
09.00 kami sampai di Sendang Biru.
Setelah membayar tiket masuk Rp 8.500/orang dan motor dikenai tarif Rp
2.000, kami lanjut ke pos konservasi pulau sempu untuk melapor. Sebenanrnya tidak
ada biaya adminstrasi resmi, tapi turis sukarela untuk membayarnya. Pak Setyadi,
petugas jaga waktu itu berpesan soal kondisi pulau, dan kewajiban turis soal
membuang sampah. Pembahasan standar kalau kita berkunjung ke kawasan
konservasi.
Untuk menyeberang ke sempu, harus naik perahu yang sewanya Rp 100.000
pulang-pergi. Aku teringat pesan sobatku. “Kalo cuma bertiga, nanti di sendang
biru gabung ajah ama rombongan lain, supaya sewa perahunya murah.” Makanya, pas
di pos, aku coba-coba iseng tanya ama rombongan kecil lainnya yang melapor. Akhirnya,
aku kenalan dengan 2 rombongan yang mau ke pulau sempu. Rombongan pertama ada 4
orang, mereka dari Surabaya, yakni Johan, Rahayu, Tanti, dan Tomi. Sedangkan rombongan
kedua ada 2 orang, yakni Lia dan Tami, dua gadis Batak yang tinggal di Jakarta.
Kami pun sepakat sharing perahu, Rp
11.000 per orang.
Pulau sempu sebenarnya tidak jauh jaraknya, kurang dari 1 km, sebab
terlihat jelas dari sendang biru. Menyeberanginya tak sampai 15 menit, kami pun
tiba di pantai yang dirambati pohon bakau. Begitu turun dari perahu, pemilik
perahu berpesan. “Nanti kalau sudah mau balik, telpon saja mas. Mungkin agak jalan ke tengah, karena lautnya nanti sore surut,” ujar Pak Nugraha,
pemilik kapal. (Karena jarak yang tak terlalu jauh dengan daratan, sebagain
pulau sempu masih terjangkau sinyal. Tapi di sisi laguna segara anakan, blas
gak ada sinyal)
Oke, petualangan pun dilanjutkan. Kami harus merambah hutan untuk sampai ke
laguna. Ikuti jalan setapak, yang sudah banyak pijakan kakinya, pesan salah
satu pemilik perahu sewaktu di sendang biru. Untungnya, (lagi-lagi untung...,
kalau jadi pedagang pasti dah kaya raya nih aku, hehe..) ini musim kemarau,
jadi medan lebih mudah dilalui. Jika musim hujan, sebagian hutan akan tergenang
lumpur, sehingga lebih sulit dilewati. Tak heran, banyak fosil sepatu dan sandal
milik turis-turis yang terbenam di hutan itu, bukti buruknya track yang dilalui
saat musim hujan. Tingkat kesulitan track saat itu tergolong sedang, namun bagi
orang tua mungkin sedikit sulit. Sebab, banyak rombongan keluarga yang datang
ke sempu.
Kami sampai di laguna segara anakan, setelah 1,5 jam berjalan. Wuaaahhh...,
bagai pantai di surga tersembunyi, begitulah kesan pertama saat mengagumi
laguna segara anakan. Pantai berpasir putih dengan air birunya menggoda kami
langsung nyemplung ke laguna itu. Tak
mau kehabisan waktu, begitu meletakkan tas, aku langsung berlari menceburkan
diri ke laguna. Yeaaahhhh..., akhirnya berenang juga di pantai, hahahaha...(Eiiittts, gak ada yang ngintip kan. Siapa tahu ada orang yang sengaja sembunyi nungguin kita mandi terus nyolong selendang kita supaya kita gak bisa balik ke khayangan.. #@*##$*!!@@&##!! "tepok jidat plus tepok pantat")
Setelah puas berenang, saatnya berburu foto indah. Untuk mendapatkan
pemandangan laguna yang utuh, kita harus naik bukit karang di sisi selatan. Tapi
untuk memotret karang bolong, liang masuknya air laut ke laguna, butuh
perjuangan dan harus hati-hati. Tertulis tanda bahaya di karang bolong itu,
agar turis lebih berhati-hati. Namun, pemandangan indah itu tak bertahan lama. Saat
air laut surut, pemandangannya jadi kurang menarik. Dasar laguna di penuhi
karang, dan airnya tak sebiru-hijau saat pertama kali kami datang. “Berarti
kita tadi datang pas ya. Pas lautnya masih biru dan bagus. Tapi sekarang sudah
gak bagus,” celetuk seorang dari kami.
Pukul 14.00 kami meninggalkan laguna, supaya sampai di tempat penjemputan
pukul 15.30. Sebab, batas akhir penjemputan kapal adalah pukul 17.00. Jadi,
kalau berniat ke sempu, sebaiknya datang pagi, agar tak rugi. Malah, kalau bisa
menginap semalam. Banyak petualang yang camping di laguna, seperti dua orang
petualang dari Jogja yang berpapasan saat menuju ke laguna. Oh ya, hati-hati dengan
karang yang tajam, dan jangan salah pakai kostum yah. Ini pulau sempu bro, bukan
mal..!! Gunakan baju santai, juga baju ganti, sandal/sepatu gunung, dan topi. Sediakan
pula air minum, dan bekal snack/makanan yang cukup biar gak kelaparan setelah
jalan jauh, hehe..
-yuda thant-
wuidihh....tob markotob....kita beruntung loh awannya dpt biru temen2 ku bnykan mendung..seruuu ...aku baru sampai jakarta neh...rabu 22 agust 12...thanks ya bersyukur bgt bergabung di grup ini td nya ragu ada nga ya orang lebaran ke sempu ternyata sumringah seru ketemu kalian ..... btw email ayu dan ami?...siapa tau next destination mau ke menjangan Amed..balii....thanks Timmy God bless u all..
BalasHapussip..., ntar kita atur2 lagi jalan2 gilanya bareng temen2 yg lain. kalo ke surabaya mampir yah, soalnya banyak makanan enak lho di sini, hehe..
BalasHapusnice infoo...Mbambungpacker :), Cemunguut!!!!
BalasHapus