Tidak terasa, sebulan
sudah aku meninggalkan laman ini. Waktu berjalan dengan cepat. Aku sadar, dan
aku ingin menulis di laman ini. Tapi, serentet “aksi dan reaksi” membuat aku
harus menunda dan meredam hasrat menutur dan menulis. Aku tidak tertidur atau berhibernasi, atau pun bersemedi,
karena mata dan otak ku masih tetap terjaga. Tapi, hati dan nurani ini entah
mengapa tiba-tiba enggan, atau mungkin malu untuk bersua dengan si penunggu
laman ini.
Yah.., sebulan sudah
aku pergi tanpa permisi kepada laman ini. Tanpa sepenggal kata dan sejumput
cerita. Namun, kini saatnya kembali. Saatnya mengisi tiap lembar laman dengan
penggalan episode hidup. Memulai kembali sesuatu yang sempat diabaikan dan memompa lagi semangat hidup tiap orang (aku, khusunya) yang kembang kempis terkikis problematika hidup yang carut marut.
Sebab, hidup ini
seperti menunggu mobil di sebuah halte.
Kadang, mobil yang melintas adalah sedan terbaru keluaran Eropa, atau mobil
city car debutan negeri tirai bambu, atau malah bus tua hibah dari negeri
sakura, dan tak jarang “mobil” yang ditarik dengan tenaga kuda (andong). Mobil-mobil
itu siap mengantarkan kita (aku, khususnya) ke halte-halte berikutnya untuk selanjutnya
berganti mobil. Begitu seterusnya hingga halte pemberhentian terakhir.
-
yuda thant -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar