Sering kali kita dihadapkan pada
pertanyaan yang sulit atau belum bisa kita jawab. Namun, kita yakin bahwa kita
tidak salah langkah. Sebab, kita mengikuti apa kata hati, naluri, dan apa yang
sebenarnya diinginkan. Bukan mengikuti
apa kemauan orang lain atas diri kita.
“Lho.., lu kok masuk (fakultas)
kesehatan masyarakat sih? Emangnya mau jadi apa nanti? Dulu lu kan anak lulusan
(fakultas) politik. Terus lu sempat kerja di media. Nah kok tiba-tiba masuk kesmas.
Gak nyambung kali jek..!!” ujar beberapa teman yang terkejut mengetahui kalo aku
mengambil kuliah S2 di fak. kesmas.
“Aku mau jadi menteri
kesehatan, gantiin (alm) bu menteri endang rahayu sedyaningsih. Dia kan dulu
dari kesmas juga S2-nya, hehehe...” jawabku asal-asalan.
Dulu, aku pun tidak pernah
terfikir untuk masuk ke fak.kesmas. Tapi, sejalan dengan perjalanan hidup, ada
sesuatu yang menarik sehingga tiba-tiba aku berniat “mencemplungkan” diri dalam
dunia kesehatan. Mengutip kata dosen di kampus; tiap sikap dan perilaku itu
pasti didasari oleh keingan dan motif. Dan motif itu dipengaruhi oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah pengalaman hidup dan lingkungan.
Lagi-lagi, ini soal pilihan
hidup. Banyak kok lulusan pertanian dan ilmu botani dari IPB yang sukses jadi
bankir di bank-bank nasional. Sarjana hukum malah mumpuni sebagai marketer di
perusahaan-perusahaan bonafide. Gak selalu apa yang jadi pilihan awal akan
menjadi penentu sukses di akhir. Semua itu berjalan sesuai proses, serta
keinginan keras dan keyakinan kita memilihnya. Semuanya bisa berubah di tengah
jalan, karena banyak persimpangan yang harus kita pilih salah satu.
Bicara soal keberanian
memilih atau berani mengubah hidup yang sedang kita jalani. Ada buku menarik
tulisan Peter O’Connor, yang aku baca minggu lalu. Sebuah buku saku, model 2-in-1,
yakni dua cerita yang disatukan dalam satu buku. Cerita pertama (“when tomorrow
comes”/gerhana terakhir) dimuali dari cover depan, sedangkan cerita kedua (“seeking
daylight’s end”/mengejar matahari) dimylai dari cover belakang. Unik. Meski bukunya
kecil dan cerita yang disuguhkan itu ringan, tapi isinya mendalam dan
memotivasi untuk bertahan dan selalu yakin pada pilihan kita.
Beberapa puisi singkat dan nasihat dari buku diary Joseph yang dihibahkan kepada cucunya, Sarah, itu penuh
dengan pencerahan bagi kita yang menyimak buku ini. Terutama bagi yang
sedang bimbang dengan jalan hidup yang sedang dipijak. Joseph menyemangati Sarah yang
selama ini hidup dengan bayang-batang orang lain, bukan bayang-bayangnya
sendiri. Joseph membuka cakrawala pikir Sarah, menunjukkan dunia yang harusnya dia pilih, dan mengajaknya mencicipinya.
Dalam buku ini, kita diajak untuk tidak takut pada kegagalan ataupun
kesalahan, karena dari situlah kita belajar hal baru untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih baik, dan lebih kita inginkan. Ini adalah puisi yang apik dari diary
Joseph:
Pikirku, aku
butuh kebebasan
Tapi kata orang, aku
butuh pengarahan.
Pikirku, aku bisa
membuat pilihan sendiri
Tapi kata orang,
aku punya kewajiban
Pikirku,
seharusnya aku mengikuti impianku
Tapi kata, orang
aku harus mengikuti peraturan
Nah kalo yang ini, beberapa kalimat yang tertulis dalam
diary Joseph,
Akan selalu ada hal-hal yang
tak mampu kau kendalikan, tapi kau baru benar-benar gagal kalau kau membiarkan
hal-hal ini mencegahmu mencoba. Kalau kau tak pernah mengambil resiko, kau pun
takkan pernah mencapai apa-apa. Lebih baik mencoba dan gagal, daripada takut
mencoba.
Ada orang yang menghabiskan
hidup tanpa pernah sekali pun mencoba melakukan hal-hal baru, karena mereka
takut gagal. Yang tidak mereka sadari adalah, walaupun orang pemberani tidak
hidup abadi, orang yang selalu berhati-hati malahan tidak pernah hidup sama
sekali.
Ingatlah apa yang kaucari dari
hidup ini, dan teruslah maju ke arah tujuan itu. Hanya kau yang punya kuasa
untuk meraihnya, atau membuat dirimu sendiri gagal.
“Yang penting
bukan berapa lama kita hidup. Tapi hidup yang bagaimana yang telah kita jalani.
Dan aku beruntung sudah menjalni hidup (yang panjang dan) mengasyikkan. Tak ada
yang kusesali.”
***
Sedangkan cerita kedua, berkisah tentang Talan, seekor
elang muda yang penasaran melihat matahari tenggelam di telan samudera. Elang muda
ini harus bersusah payah melintasi pegunungan es, gurun, pemukiman penduduk,
juga rintangan cuaca ekstrem dan kelaparan untuk melihat sendiri “dongeng” yang
dikisahkan oleh seekor elang tua yang bijaksana.
Untuk mencapai keinginan yang dianggap mustahil dan
ditabukan oleh klan (kelompok)-nya, Talan berulang kali ingin menyerah dan
merasa putus asa. Namun, dia mencoba mendengarkan bisikan “angin” yang
merupakan suara hatinya yang paling dalam. Dalam menempuh perjalanan, Talan tak
sekadar melampiaskan hasrat besar dan egoisme jiwa mudanya. Dia harus berpikir
dan bersikap cerdas menghadapi kesulitan dan rintangan selama perjalanan. Karena
dia yakin, pasti ada jalan terang bagi yang mau berusaha keras.
Tujuan apa yang menggerakakkan
hidupmu? Tujuanmu sendirikah, atau tujuan orang lain?
Siapa pun bisa berani
membayangkan hal yang luar biasa, tapi hanya sedikit yang benar-benar luar
biasa sehingga berani mencoba melakukannya.
Keberanian lahir dari kekuatan
untuk percaya pada dirimu sendiri, meski tak ada orang lain yang percaya
padamu. Hadapi rasa takutmu dan lakukan apa yang harus kaulakukan. Jangan sampai
rasa takut menghalangimu hidup.
Jangan pernah putus asa dalam
menggapai impianmu, karena hanya ada satu orang yang bisa menghentikanmu, yaitu
dirimu sendiri. Ingat! Kalau kaupikir kau akan gagal, kau pasti akan gagal. Mereka
yang percaya sesuatu itu mustahil, akan selalu mendapati hal itu memang
mustahil. Tapi mereka yang percaya tidak ada yang mustahil, akan selalu
menemukan jalan.
Ketika rasa putus asa
menghancurkan semangatmu dan keletihan menjerat tubuhmu, satu-satunya pilihanmu
adalah meneruskan perjalanan, meski tampaknya kau pasti gagal, karena hanya
pada saat itulah kau punya kesempatan untuk berhasil.
Kembali lagi pada pertanyaan beberapa teman dan mantan
rekan kerja-ku. “Kok kamu pilih fak.kesmas? Nanti kamu mau kerja dimana?” Hehehe...,
dengan modal tulisan Peter O’Connor, pasti kalian bisa menyimpulkan sendiri. Akan
lari kemana kita? Asalkan yakin pada pilihan, maka yang terlihat mustahil dan
tak mungkin, bisa jadi mungkin dan terwujud bila kita sendiri yakin itu nanti
akan terwujud. Jadi, tetaplah semangat dan yakinlah dengan pilihan hidupmu. Jangan
ragu dan menyerah di tengah jalan teman...
-yuda thant-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar