Sebulan
terakhir, tugas kampus rasanya menumpuk seperti gundukan bata di toko bangunan.
Bertubi-tubi datang gak karuan. Satu belum selesai, eh.., datang lagi tugas
berikutnya. Mulai dari tugas baca sampai bikin paper dan presentasi. Wuuiihh...,
ini namanya kuliah.
Sudah tahu
bakal ada tugas-tugas lain, tapi rasanya kok malas yah ngerjain tugas yang
sudah dikasih sama dosen. “Ah, bentar aja deh... Besok aja... Sekarang mau maen
dulu, lumayan ada yang ngajak jalan-jalan,” godaan puun muncul mencuri
perhatian.
Kebiasaan
seperti ini gak cuman sekali-dua kali kejadian. Sering banget, malah sudah jadi
habbit yang susah dihilangkan. Dan ternyata, bukan cuman aku doang yang punya
kelakuan buruk suka menunda pekerjaan. Hampir semua teman yang aku kenal doyan
juga mengantre-kan pekerjaan dan tugas yang jadi tanggungjawabnya.
Kenapa ya..?
Kok senang banget aku menunda-nunda pekerjaan? Bisa gak kebiasaan ini dihilangkan..?
Aku sadar
betul, salah satu kelemahanku adalah suka menunda pekerjaan atau istilah
kerennya procratination. Istilah prokrastinasi
bisa diartikan menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan, walaupun
mengetahui bahwa penundaan tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Dalam
artian lain, menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan
penundaan.
Kebiasaan
prokrastinasi kerap menimbulkan sensasi zona kenyamanan bersifat sesaat bagi
orang yang melakukan penundaan, meski akhirnya akan berdampak buruk pada
dirinya maupun lingkungannya. Dalam dunia pendidikan, menurut Dra Sulis
Mariyanti M.Psi, tanda-tanda prokrastinasi pada diri seorang pelajar atau mahasiswa
bisa dilihat seperti antara lain: menunda memulai tugas yang didapatkannya; terlambat
menyelesaikan tugas karena melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan; melakukan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada tugas yang dikerjakan.
Tabiat
malas adalah awal dari kebiasaan menunda pekerjaan, jika hal ini tetap
dipelihara maka pekerjaan yang seharusnya dikerjakan akan menumpuk dan tidak
terselesaikan. Katanya, orang yang suka menunda pekerjaan tidak punya daftar
prioritas pekerjaan, sehingga tidak tahu atau bingung mana yang harus
diselesaikan lebih dulu. Jadinya, tidak cepat merespon tugasnya.
Pekerjaan
yang menumpuk atau overload dan
sibuk, kadang menyebabkan seseorang bingung harus menyelesaikan tugas mana
lebih dulu, sehingga memilih menundanya. Kenyataan lainnya, orang menunda pekerjaan
karena mengentengkan tugas yang dibebankan kepadanya. Secara personal, ada
beberapa faktor penyebab seseorang menjadi prokrastinator, diantaranya
keyakinan yang salah, takut gagal, dan perfeksionis.
Aku ngerasa
gak bisa mengerjakan sesuatu jika tidak mendapat tekanan, dalam hal ini deadline,
jadinya gak aneh kalau pekerjaan sementara dibiarkan di atas meja. Kadang, karena
takut hasil yang dibuat tidak bagus atau menuntut produk akhir yang terbaik,
dan gak menyukai pekerjaan yang diterimanya, seseorang memilih menghindarinya.
Satu lagi adalah kebiasaan terburu-buru, yang membuat seorang prokrastinator
suka mengalihkan fokusnya pada hal lain yang lebih menyenangkan dirinya atau
disukai.
Faktor
eksternal, dari luar diri kita, kadang juga memicu seseorang memilih menunda
pekerjaanya. Seperti ada masalah lain yang tiba-tiba muncul, cuaca buruk, acara
hiburan yang menarik yang ditayangkan di media televisi, bioskop, dan
pertunjukan out door. Lemahnya
pengawasan dan gak ada hukuman dari pihak yang lebih tinggi statusnya, juga menjadikan
kita tidak segera mengerjakan tugasnya.
Motivasi
yang rendah didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang tidak kondusif,
akan membuat seseorang tetap bertahan pada kebiasaannya menunda pekerjaan. Padahal,
dengan menunda pekerjaan, banyak hal penting, kesempatan atau keuntungan yang
terpaksa kita lewatkan. Misalnya, karena gak segera mengerjakan PR, terpaksa
deh begadang semalaman, terus besok paginya bangun kesiangan, telat masuk ke
kampus, dan seterusnya.
Nah,
kalau kita mau mengubah kebiasaan jelek ini bisa gak ya? Hehehe.., pasti bisa
lah. Tapi yang jelas butuh pengorbanan dan kudu telaten alias sabar. Mulai dari
yang paling gampang, yakni bikin daftar pekerjaan yang harus diselesaikan. Setiap
ada pekerjaan, segera tulis dalam daftar, sertakan pula kapan pekerjaan itu harus
diselesaikan atau dikumpulkan. Kalau perlu, masukkan pula target dari pekerjaan
itu dalam daftar. Misalnya, tugas makalah komunikasi marketing à dikumpulkan
seminggu lagi à target nilai A.
Karena
kita sudah menentukan target waktu, maka sebaiknya kita bisa memanajemen waktu
yang tersedia dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Selanjutnya, buat komitmen pada
diri sendiri bahwa kita harus menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu, jika
mungkin malah sebelum waktunya habis. Jika tugas yang kita dapatkan itu hal
yang tidak disukai, jangan anggap sebagai beban, tapi harus dipahami sebagai
tanggung jawab. Malah, kalau bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan agar
terasa lebih ringan dan mudah.
Gak jarang,
kita malah mengentengkan pekerjaan yang itu dengan dalih bahwa kerjaan itu
sudah biasa melakukan, tidak susah, tahu cara cepatnya, atau waktunya masih
lama. Oleh karena itu, yakinkan diri segera mengerjakannya karena ada
kemungkinan muncul pekerjaan-pekerjaan lain yang bebannya atau tingkatnya lebih
sulit.
-yudathant-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar