Handuk sudah nangkring di pundak. Sudah 30 menit mungkin. Kadang berganti tempat. Di pundak kiri, lalu kanan, atau melingkar di kedua pundak, juga kadang di atas kepala. Sudah bosan mungkin handuk yang warnanya sudah pudar ini menunggu untuk digunakan. Digunakan mengelap tiap tetes air yang akan membanjiri tubuhku selepas mandi. Tapi tunggu dulu. Aku masih asyik di depan laptopku, lagi masyuk menulis. Jadi jangan suruh aku mandi. Nanti dulu.
Kali ini bukan mau ngomongin soal badminton atau olah raga yang "menggampar" bulu-bulu angsa, meski judul yang aku pasang itu drop shoot. Aku cuma mau mengambil kata drop doang dari frase itu. Yah, drop, alias terjatuh. Tapi sumpah! kali ini juga bukan soal tulisan cinta-cinta-an kok. Sudah bosan nulisnya, dan sudah ada yang request kalau sekali-sekali nulis tema yang bukan love story or something about it, hehehe... :p
Drop yang aku maksud itu soal kesehatan. Pengalaman ini baru saja terjadi seminggu lalu, tepatnya di hari-hari terahir ujian akhir semester (UAS). Pada dua ujian terakhir, badan mulai meriang. Materi ujian menumpuk, tugas-tugas tambahan maupun pengganti ujian masih ada 3 yang belum dikerjain. Semua tugas death line-nya berdekatan, dalam satu minggu. Otak yang satu mikirin ujian, salah satunya ujian statistik, otak yang satu lagi mikirin tugas. Semua harus perfect dan kalau bisa hasilnya sempurna. (Meski aku tahu, sempurna itu milik-nya bunda Dorce ama Andra and the Backbone, oh ya, Gita Gutawa juga ikutan).
Selama jadi pegawai, belum pernah sakit akibat stress, nah pas jadi mahasiswa lagi baru ngerasain sakit gara-gara stress. Lha kok bisa? Gak tahu lah, namanya mungkin nervous, bersaing dengan teman-teman sekelas, ngapalin materi, juga cari bahan buat paper/makalah. Maka, terjadilah. Penyakit yang tersimpan rapi itu muncul. Malaria-ku kumat.
Setahun lalu aku terpapar Malaria, di Papua. Konon, nyamuk malaria yang menggigit atau plasmodium malaria yang terjangkit di tubuh adalah tertiana. Malaria jenis ini membuat tubuh kehilangan energi dan panas dingin, sehingga tubuh malas beraktivitas. Untungnya (masih tertanam budaya orang Jawa, yang selalu bilang "untungnya") bukan tipe yang lain yang menyerang ke otak. Penyakit ini bereaksi pada jam-jam tertentu.
Saat pagi, badan terasa fit, tapi menjelang siang sampai malam, tubuh ini menggigil. Badan terasa kedinginan, tapi suhu badan meninggi. Kepala pusingnya minta ampun. Dipakai berpikir sedikit langsung "teeenggg..." Terpaksa, dua tablet klorokuin yang pahit jadi harapan terakhir, karena obat sakit kepala dan suplemen vitamin C sudah gak mempan. Oh ya, klorokuin itu sejenis obat malaria yang dijual bebas di apotik. Dan hasilnya manjur. Sehari setelah minum klorikuin, badan mulai enak-an, sudah mulai bisa buat mikir ngerjain tugas. Batas kumpulin tugas tinggal 3 hari lagi, dan masih dua yang belum disentuh sama sekali. Ampun deh, lagi-lagi SKS.
Nukilan ceritaku sih sebenernya bisa terjadi sama siapa saja, dalam kondisi yang berbeda dan tekanan yang berbeda pula. Dan mungkin saja malah lebih parah. Stress memang biang kerok. Dia itu pemicu segala penyakit yang sudah bersarang di tubuh kita. Semakin kita strees atau malah depresi, semakin cepat penyakit itu terbangun dari kuburnya. Tapi, semakin kita terampil mengelola dan mengendalikan stress dan segala tekanan (hidup, pekerjaan, atau kuliahan), makin kecil kemungkinan "momok" itu nongol.
Lalu gimana supaya gak stress cak-bro? (berhubung ane tinggal di Surabaya, jadi pake Cak Bro, karena Cak = Mas)
Gampang-gampang susah sih ngurus stress itu. Semuanya harus dimulai dari hati (ceileeeehhh.., pakai hati juga nih ujung-ujungnya).
1. Sewaktu stress tiba-tiba menyerang, jangan panik terus loncat dari loteng. Tenangkan diri, lalu ambil napas panjang. Atur napas dengan tempo yang lebih lambat, mulai dari tarik napas, tahan, dan buang napas, semuanya dalam tempo yang slow-down. Malah kalau sempat, luangkan meditasi singkat sekitar 10-15 menit, untuk meredakan otot-otot yang menegang gara-gara stress.
2. Kalau masih panik, coba cari bahan hiburan yang paling pas dan paling bisa buat kamu bahagia. Misal, dengenrin girls band atau boy band idola mu (hehehe..., itu kalo suka boy-girls-band lho), atau dengerin lagu-lagu rohani, atau malah dengerin lagu jazz atau dangdutan (kan sempet ngetrend tuh lagu nya Ayu Ting-Ting). Bisa juga nonton film, lihat foto-foto moment bahagia sama pacar, temen sekelas, sohib jaman SMA, atau sama ortu. Yang jelas, cari hiburan buat pengalihan.
3. Terkait sama kerjaan dan tugas, ini butuh re-organizing. Maksud ane, lu cek lagi, jangan-jangan selama ini lu orangnya gak teratur dan berantakan, atau malah menggampangkan sesuatu, sehingga semua kerjaan ditumpuk di belakang. Jadinya kebingungan pas lagi dikejar tayang atau ditagih ama bos mana hasil kerjaannya. Makanya, ente-ente sekalian kudu bikin daftar "what to-do". Bisa aja dengan menempel post-it (kertas kuning kecil-kecil) di papan partisi kantor/ruang kerja, atau di tembok kamar.
4. Jeda alias break. Kadang-kadang, kalau lagi seneng-senengnya kerja atau adrenalin lagi memuncak, kita lupa sama yang namanya istirahat. Perlu diingat, tubuh kita ini bukan robot alias mesin. Mesin jahit ajah butuh berhenti sebentar sebelum dipake lagi, apalagi tubuh kita. Jadi, jangan segan-segan untuk istirahat sejenak, entah 20-30 menit buat nongkrong di WC, ngerumpi di balkon, atau lihat film-film di YouTube. Pokoknya, break for a minutes lah.
5. Katanya, banyak-banyak minum air putih biar bisa ngurangin stress. Ingat, yang diminum air putih atau air menirel, bukan air aki (meski bisa tambah tenaga) atau air kobokan (yang penuh zat-zat sisa), hehehe... Susu juga boleh kok, baik yang rasa coklat atau rasa apa ajah, karena susu itu mengandung protein yang bisa meningkatkan hormon peredam ketegangan.
6. Tidur dan olahraga yang teratur dan cukup, terbukti ampuh untuk mengurangi stress. Sudah pada tahu kan kalau tidur yang dianjurkan itu 8 jam sehari, atau paling gak jangan kurang dari 5 jam lah. Apa lagi kalau sampai begadang saban hari, bakalan stress-nya numpuk deh. Dan yang penting (meski aku juga rada jarang melakukannya) adalah olah raga. Biarpun sekedar jalan kaki atau naik sepeda udah bisa disebut olah raga kok. Tapi biar afdal, olah raga beregu, seperti futsal, badminton, voli atau basket, itu lebih bagus lagi.
7. Jadilah orang yang realistis. Nah, kalau yang ini nih agak susah cak-bro. Aku juga kesusahan kalau berurusan dengan yang satu ini, soalnya aku kan "pria pemimpi" hahahaha... Kadang, kita terlalu tinggi memasang target dengan dalih, setiap orang berhak bermimpi! Tapi, kadang realita gak seindah impian. Nah, pas kita sadar, kita gak kuat untuk menghadapinya. So, jangan mimpi terlalu tinggi cing..!!!!
Weleh-weleh, udah sejam lebih aku nulis. Handuk sudah entah kemana. Batere laptop juga sudah mau drop. Ini gejala kalau aku harus menyudahi dan segera mandi. Well, semoga yang aku obrolin malam ini ada manfaat-nya buat kita semua. And, jangan sampai (amit-amit) aku kena serangan stress lagi. Yowis, aku mandi dulu, semoga handuk ini tidak basah oleh keringat karena menggantung sejam lebih di pundakku yang dekil, hehehehe...
-yuda thant-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar