Senin, 14 Oktober 2013

Misteri Gua Cina di Pantai Selatan

Sisi selatan Kabupaten Malang menyimpan bentangan panjang pantai pasir putih yang indah, namun tak banyak yang tahu dan kenal dengan kecantikan pantai-pantai di sana. Salah satunya adalah Pantai Goa Cina.

"Wah si Fika sama Ade bikin iri kita nih! Coba lihat foto yang mereka kirim di group (BB). Mereka lagi maen ke pantai di Aceh!" ujar Giska iri. "Aku kan juga mau ke pantai...," tambahnya lagi.

"Ya udah, kita ke pantai aja tho. Gimana kalo ke Malang selatan, ke Pantai Goa Cina. Katanya bagus lho," usulku. Tak banyak berpikir, Gska pun segera mengiyakan. "Ya udah besok kita ke sana. Coba Na, kamu tanya si Diyan, mau ikut gak dia," pinta Giska ke Nana. Lagi-lagi tak butuh waktu lama, persetujuan pun datang dari Diyan yang akan turut bersama adiknya.

Keesokan harinya, Sabtu pagi, dari rencana berangkat pukul 6 pagi, ternyata molor. Biasalah, kalo pergi dengan cewek-cewek, pasti ada ajah yang diurus. Mulai dari makanan, baju, sampai aksesoris. Jadinya, rencana pun molor 1,5 jam. (Aduh, tau gini kan aku molor lagi ajah, lumayan isi tenaga, soalnya ntar bakal jadi sopir PP Surabaya-Malang-Surabaya)


Pantai Goa Cina adalah salah satu pantai yang segaris dengan Pantai Bajul Mati, Pantai Bale Kambang, dan Sendang Biru. Pantai ini berada di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing, Kab Malang. Pantai ini memang belum tersohor seperti ketiga pantai tetangganya. Jika Pantai Sendang Biru banyak dikenal itu karena Pulau Sempu-nya, sementara Bale Kambang dikenal karena ada pura yang terletak di sebuah karang besar. Namun, Pantai Goa Cina tak kalah indah.


Hamparan pasir putih dan gugusan karang menjadi daya tarik utama pantai ini. Saat senja, akan lebih indah lagi, karena kita bisa menyaksikan sang mentari yang lari bersembunyi dari malam di balik

Perjalanan dari Surabaya ke Malang Kota butuh waktu sekitar 2 jam. Lanjutkan lagi ke arah selatan menuju ke Turen, yang ditempuh sekitar 30-45 menit. Dari Turen perjalanan akan terasa lebih asik, karena medannya naik turun bukit melewati perkampungan diselingi hutan-hutan jati. Jalan yang kami tempuh sama seperti jika tujuan kita adalah Pulau Sempu (http://bisikandaun.blogspot.com/2012/08/bidadari-di-laguna-sempu.html) Namun, sebelum masuk ke kawasan Sendang Biru, kami belok ke arah kanan. Sekitar 5 km dari persimpangan Sendang Biru, akan ada tiang papan penunjuk arah Pantai Goa Cina dan Bajul Mati. 

Untuk sampai ke bibir pantai, siap-siap menikmati jalan rusak sepanjang 500 meter. Jalan kampung yang berupa susunan batu kapur dan batu kali, adalah rintangan kecil sebelum menikmati keindahan pantai pasir putih tersebut. 

Karena kami tiba sekitar pukul 12.30, kami langsung buka lapak di pinggir pantai membuka bekal makan siang yang sudah disiapkan Giska dan Nana. Setelah kenyang bersantap siang dan sedikit tidur-tiduran melepas lelah menyetir 5 jam, sesi berikutnya pun dimulai, yakni sesi pemotretan. 

(#lagi-lagi, gw juga yang jadi tukang potretnya, hahaha..., dan ceritanya motret bidadari yang turun khayangan untuk liburan di pantai) 

Coba kalian lihat, bidadari mana yang paling oke gayanya?? kalau lu-lu pada suka, langsung aja follow mereka yah, hehehe.. 

Akhirnya, matahari lelah seharian duduk di singgasananya dan beranjak turun. Senja pun datang menyapa kami. Senja di pantai Goa Cina. Sebuah lukisan senja lain yang aku nikmati sembari mengagumi dan mensyukuri keindahan yang Dia sematkan di bumi ini. Di salah satu sisi selatan Malang yang masih menyimpan setumpuk misteri. 
  

-yudathant-